Kamis, 17 Maret 2011

Garis Lurus



pensil, garis lurus
Pada suatu pagi di sebuah kedai kopi, Udin duduk sendirian sambil meneguk segelas kopi dan menikmati sepotong kue. Ia mendengar orang-orang di sampingnya asyik membicarakan masalah pilkada yang akan berlangsung bulan depan. Mereka mempertanyakan, siapakah yang pantas jadi pemimpin? Seorang di antara mereka mengatakan bahwa pemimpin itu harus jujur dan adil. Udin yang baru tahun ini memiliki hak pilih, ia masih bingung dalam menentukan pilihannya. Ia masih bertanya-tanya, seperti apakah pemimpin yang jujur dan adil itu?

Pada suatu malam di dayah pengajian, Udin bertanya kepada Teungku Lot. "Teungku, pemimpin yang jujur dan adil itu seperti apa? Saya masih bingung menentukannya, karena sekarang semuanya mengaku adil, tapi kenyataannya 'han sapeu pih', mereka semua lebih memilih jabatan belaka, sementara rakyatnya ditelantarkan."


Kemudian Teungku Lot menjawab pertanyaan Udih, "Begini, Teungku akan memberikan contoh tentang seorang pemimpin yang jujur dan adil, maukah engkau mendengarnya?" Udin dan kawan-kawannya mengangguk, mereka sangat berharap agar Teungku Lot menceritakannya. Kemudian Teungku Lot memulai ceritanya. "Pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, terjadi sebuah peristiwa yang luar biasa. Suatu hari, Amru bin Ash yang menjadi gubernur di Mesir ingin memperluas pembangunan masjid. Ia menginginkan agar perkarangannya luas dan rapi. Di samping masjid, ada sebuah gubuk milik orang yahudi. "Ah... Ini mengganggu pemandangan," kata gubernur pada pejabatnya. Kemudian gubernur memanggil pemiliknya. "Yahudi! rumah kamu mau saya beli, saya ingin membangun masjid di situ."

"Saya tidak menjualnya Pak gubernur," jawab si Yahudi.

"Saya akan membayarnya dua kali lipat."

"Saya tidak menjualnya."

"Saya akan bayar tiga kali lipat!" Dengan nada keras gubernur menegaskan.

"Saya tetap tidak menjualnya," jawab si Yahudi.

Karena membangkang, akhirnya gubernur memerintahkan hansip agar menggusur saja rumah si Yahudi ini. Maka digusurlah oleh hansip, dan rubuh. Maka menangislah si Yahudi ini. Betapa sedihnya seorang rakyat kecil diabaikan haknya. Si Yahudi berpikir, "Amr bin Ash kan cuma seorang gubernur, dan di atasnya masih ada khalifah. Saya lapor saja ke khalifah." Maka berangkatlah si Yahudi dari Mesir ke Madinah. Ia ingin mencari keadilan pada khalifah. Sesampainya di Madinah ia berkata, "Tuan Khalifah, saya ingin lapor."

"Iya, mau lapor apa?" jawab khalifah.

"Tuan Gubernur ingin membeli gubuk saya, tapi saya tidak mau jual, kemudian digusur dan rubuh. Saya ingin menuntut keadilan," kata si Yahudi.

"Yahudi! Engkau lihat di situ ada sampah, dan di dalamnya ada tulang, coba kau  ambil satu bawa kemari."

Bingung si Yahudi, kemudian ia mengambil sepotong tulang dan memberinya pada Khalifah Umar. Kemudian oleh khalifah menggaris tulang tersebut dengan ujung pedang. Sreeet, Lurus. Umar berkata kepada si Yahudi, "Engkau pulang ke Mesir dan sampaikan pesan saya pada Amr bin Ash."

Si Yahudi pulang dengan membawa tulang dari khalifah. Ia segera menghadap tuan gubernur dan berkata, "Tuan gubernur, saya baru menghadap khalifah di Madinah, dan saya dikasih tulang."

Melihat sepotong tulang yang ada goresan pedang di atasnya, Amr bin Ash gemetar sekujur tubuh, dan keringat bercucuran. Yahudi semakin bingung, kok seorang gubernur dapat tulang panik?

Kemudian gubernur memanggil pejabat-pejabatnya, tata kota, dan hansip. "Semuanya! Kumpul kumpul kumpul!"

"Ada apa Tuan gubernur?" Tanya mereka.

"Saya mendapat teguran keras dari khalifah. Seakan-akan beliau berkata, bersikap adillah kamu seperti garis lurus di atas tulang ini. Kalau tidak, engkau akan ku luruskan dengan pedangku." Kemudian Amr bin Ash memerintahkan hansip agar mendirikan kembali rumah si Yahudi. Ia mengembalikan semua haknya.

"Saya menang perkara tuan gubernur?" Tanya si Yahudi.

"Menang! Kamu menang perkara," jawab gubernur. Terharu si Yahudi. Betapa seorang yahudi mendapat keadilan dari Umar bin Khattab.

Teungku Lot mengakhiri ceritanya. Udin mengangguk-ngangguk kepalanya dan ia berkata, "Berarti pemimpin yang adil itu akan membela yang benar walaupun ia seorang yahudi yang berlainan agama dengannya."

(CP HA 030111)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar