Minggu, 20 Maret 2011

Benteng

Alkisah, di sebuah desa, hiduplah seorang pemuda yang alim. Ia lebih dikenal dengan nama Barshisha. Sudah dua ratus tahun ia hidup, namun ia tidak pernah berbuat maksiat walaupun sekejap. Dengan ibadah dan kealimannya, sembilan ribu muridnya bisa berjalan di atas bumi melalui udara. Sampai-sampai para malaikat kagum terhadap hamba yang satu ini.

Suatu hari iblis datang ke biara Bashisha dengan menyamar sebagai seorang yang alim, dengan mengenakan kain zuhudnya berupa kain tenun.

"Siapa engkau ini, dan apa maumu?" Tanya Barshisha.

"Aku adalah hamba Allah yang datang untuk menolongmu, dalam rangka beribadah kepada Allah," jawab Iblis.

Dengan hati yang tegar Barshisha berkata, "Barangsiapa yang ingin beribadah kepada Allah maka cukuplah Allah sendiri yang menolongnya dan bukan engkau."


Mendengar jawaban mangsanya yang begitu tegar, Iblis melangkah ke jurus yang berikutnya, ia tidak putus asa walaupun gagal. Kemudian selama tiga hari tiga malam Iblis beribadah tanpa makan, minum, dan tidur. Melihat tamunya yang beribadah dengan khusyu, hati Bashisha mulai goyah. Ia kagum atas kekhusyuan tamunya yang terus menerus beribadah kepada Allah tiga hari tiga malam tanpa makan, minum dan tidur. Padahal, yang sealim ini tetap makan, minum, dan tidur bila beribadah kepada Allah.

Didorong rasa ingin tahu, Barshisha lalu bertanya pada tamunya bagaimana cara agar ia bisa beribadah  seperti itu. Iblis berkata bahwa ia pernah berbuat dosa, dan apabila ia teringat dosanya itu, ia tidak bisa makan dan tidur. "Bagaimana agar aku dapat beribadah seperti kamu?" desak Barshisha yang mulai terpikat taktik Iblis. Kemudian Iblis menyarankan agar sekali waktu Barshisha berbuat maksiat kepada Allah, kemudian bertobat kepada-Nya. Dengan demikian Barshisha akan merasa kenikmatan beribadah dengan mengingat dosanya.

Usaha Iblis ternyata mampu menggoyahkan Barshisha. Dia bertanya kepada Iblis, "Apa yang harus aku kerjakan?"

"Berzina," jawab Iblis.

"Tidau mungkin, aku tidak akan melakukan dosa besar itu," bantah Barshisha.

Iblis berkata, "jika tidak mau berzina, membunuh orang saja atau minum khamr yang dosanya lebih ringan."

"Aku memilih meminum khamr, tapi dimana aku mendapatkannya?" Sahut Barshisha.

"Pergilah ke desa ini," ujar Iblis sambil menunjukkan desa yang dimaksud.

Atas saran Iblis, Barshisha pergi ke desa yang di maksud. Di sana, dia berjumpa dengan seorang perempuan cantik yang berjualan khamr. Ia langsung membelinya dan langsung meneguknya. Karena tidak terbiasa dengan khamr, Barshisha langsung mabuk hingga kehilangan kontrol. Kemudian dengan nafsunya, ia memaksa perempuan penjual khamr untuk berzina. Malangnya saat ia memperkosa perempuan tersebut, ia tepergok suaminya, maka dipukullah suami perempuan ini hingga hampir mati.

Saat korbannya dalam kepayahan, Iblis yang menyamar sebagai orang alim itu berubah menjadi manusia biasa. Ia melaporkan kejadian itu ke pengadilan dengan Barshisha sebagai terdakwa. Maka setelah menjalani sidang, oleh pengadilan Barshisha dijatuhi hukuman cambuk 80 kali, sebagai hukuman minum khamr. Ditambah cambukan 100 kali atas hukuman zina, dan oleh hakim memutuskan Barshisha dihukum gantung sebagai ganti darah terhadap pembunuhan.

Pada saat Barshisha digantung, Iblis datang menghampirinya dan kemudian berkata, "Bagaimana keadaanmu, Barshisha?"

Barshisha menjawab, "Siapa yang mengikuti orang jahat, inilah akibatnya."

Iblis berkata, "Aku sudah 200 tahun menggodamu, tapi hari ini berhasil, hari ini aku melihat engkau digantung. Jika kamu mau turun, aku akan menolongmu tapi dengan satu syarat, sujudlah kepadaku," ujar Iblis yang masih menjebloskan mangsanya.

Barshisha yang telah kehilangan benteng imannya berkata, "Bagaimana aku dapat sujud padamu sedangkan tubuhku dalam gantungan?" "Tidak perlu bersujud secara lahir, engkau dapat bersujud dan beriman dalam hati kepadaku," kata Iblis menegaskan. Maka bersujudlah Barshisha dalam hatinya menuruti saran Iblis. Matilah ia dalam kekafiran menyembah iblis. Dan Iblis pun tertawa merayakan kemenangan.

(CP HA 190111)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar