Rabu, 05 Juli 2017

Ziarah Kubur Menjadi Ajang Silaturrahmi

ziarah makam, reusam, kenduri kuburan, suak nie, meulaboh, aceh barat
ZIARAH kubur tak hanya sebuah Reusam dalam masyarakat Aceh, melainkan sebuah anjuran Rasulullah bagi umat Islam agar selalu mengingat akhirat dan mempersiapkan bekal kembali kepada Allah.

Di Aceh sendiri, ziarah kuburan telah menjadi reusam di setiap gampong. Walaupun berbeda-beda hari pelaksanaannya, namun kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap lebaran. Ada yang melaksanakannya hari ketiga lebaran, ada hari keempat, kelima, bahkan hari kesepuluh.

Seperti halnya di Gampong Suak Nie Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, kegiatan ziarah kuburan dilaksanakan di hari kesepuluh hari raya. Jika Idul Fitri, masyarakat Suak Nie akan ziarah kuburan massal korban tsunami, sedangkan di Idul Adha, masyarakat kendurinya di kuburan lama sebelum tsunami.
Selasa (4/7/2017), hari kesepuluh lebaran tiba, paginya warga melaksanakan gotong royong perawatan komplek kuburan. Kemudian setelah Salat Zuhur, warga menggelar kenduri bersama.


Dari rumah masing-masing warga di ujung Johan Pahlawan itu membawa nasi bungkus. Dengan sukarela serta niat untuk kenduri, warga membawa nasi bungkus dalam jumlah bervariasi. Mulai dari tiga, empat, lima, bahkan sepuluh bungkus per rumah.

Sebelum menggelar Samadiah atau Tahlilan, terlebih dulu warga melakukan silaturrahmi sesama. Karena hari itulah momen berkumpul seluruh warga, baik dari dalam maupun luar gampong.

ziarah makam, reusam, kenduri kuburan, suak nie, meulaboh, aceh barat

Nah! Teryata benar, ziarah kuburan memperkuat silaturrahmi. Antar warga yang telah lama tidak bertemu, pada hari tersebut bisa bercengkrama kembali. Salam-salaman dengan ekspresi kegembiraan serta saling memaafkan, apalagi masih dalam suasana lebaran.

Tak lupa pula, aneka kue lebaran dibawa untuk dinikmati bersama-sama di sana. Warga saling menukar makanan bawaannya dengan sesama. Seperti biasa, jika ada kue tentunya air minum ikut serta. Di Aceh, kopi menjadi minuman utama masyarakat. Terasa tak lengkap acara sebelum ditemani kopi. Namun selain kopi, minuman lain seperti teh dan sirup juga ambil bagian. Warga yang ziarah, bebas memilih minuman mana yang ia sukai.

ziarah makam, reusam, kenduri kuburan, suak nie, meulaboh, aceh barat
Nasi bungkus yang dibawa warga
Setelah bersilaturrahmi sekitar satu jam, warga mulai melaksanakan Samadiah bersama-sama. Tgk. Ramadhan sebagai Imum Chiek Gampong Suak Nie memimpin Samadiah. Suasana berubah dengan lantunan zikir mengingat Allah. Warga terlihat larut memuji sang Pencipta.

Setelah tahlilan selesai, giliran Tgk. Agus Bustami memimpin doa. Dengan bacaan fasih ia membacakan doa yang diaminkan oleh seluruh hadirin ziaran kubur. Tak terasa, sebagian warga sempat meneteskan air mata. Tak tahu pasti mengapa mereka menangis. Apa karena teringat familinya ataukah mengenang nasib kedepannya ketika menghadapi kubur.

Doa selesai beserta salawat. Panitia mengumumkan jumlah sumbangan yang terkumpul. Sebagian yang lain membagikan nasi bungkus kepada hadirin para ziarah. Setelah dipastikan semua dapat bagian, kegiatan makan bersama pun digelar. Makan bersama ini yang disebut Khanduri Jeurat (bahasa Aceh) atau diterjemahkan dengan kenduri kuburan atau kenduri makam.

Seru kan kalau ada di Aceh? Dimana-mana ada kenduri. Seperti khanduri blang, khanduri pade, khanduri uteun, khanduri laot, khanduri rumoh baro, khanduri mekuawen, khanduri meusunat, khanduri jak u haji, dan juga khanduri peringatan setiap hari besar islam. Khusus khanduri maulod (maulid) di Aceh digelar dalam waktu mencapai 100 hari. Maka tak salah Aceh disebut negeri seribu kenduri seperti yang ditulis Arif Ramdan dalam buku Aceh di Mata Urang Sunda.
ziarah makam, reusam, kenduri kuburan, suak nie, meulaboh, aceh barat

Nah, itu dia sekilas tentang ziarah kubur di Aceh, khususnya di Gampong Suak Nie. Selain untuk mengingat para famili, juga menjadi sarana menyambung silaturrahmi di hari yang fitri. Selain itu juga mengambil hikmah dari mereka yang telah meninggal untuk mengingat akhirat.

Seperti Sabda Rasulullah dalam sebuah hadis: "Sungguh aku telah melarang kalian ziarah kubur, dan (sekarang) telah diizinkan kepada Muhammad untuk berziarah ke kubur ibunya, maka ziarah kuburlah kalian, karena ziarah kubur itu dapat mengingatkan kepada akhirat." (HR Muslim, Nasa'i, Abu Dawud, dan Ahmad).[]

1 komentar: