Berwisata ke Abdya terasa belum lengkap sebelum sampai ke air terjun Ceuraceu. Letaknya yang jauh dari pemukiman, air terjun ini masih tergolong objek wisata tersembunyi di kabupaten yang berjulukan "breuh si gupai" itu.
Air terjun Ceuraceu terletak di Gampong Krueng Batee, Kecamatan Kuala Batee, Abdya. Untuk menuju lokasi, pengunjung harus berjalan kaki melewati perkebunan warga melalui aliran sungai. Mengikuti warga setempat adalah pilihan terbaik untuk mencapai lokasi air terjun ini.
Melewati perkebunan warga |
Menurut warga setempat, jika musim hujan aliran tersebut sangat deras dan cukup menantang untuk dilewati. Beruntung waktu kami mendaki debit airnya masih sedikit. Berhubung masih jarang hujan deras.
Di sepanjang aliran sungai terlihat pipa air bersih yang dialiri ke pemukiman. Bak penampung dari beton berdiri kokoh diantara pepohonan rindang. Dibuat sistem terbuka, sehingga air yang melebihi takaran akan tumpah kembali ke sungai.
Setelah berjalan beberapa ratus meter, hujan turun. Tak ada tempat berlindung di sana. Hanya ada tebing batu untuk berhelai. Tapi kami sepakat meneruskan perjalanan walaupun basah. Semua alat elektronik, dompet, juga makanan kami bungkus plastik. Beruntung Zuhri membawa kantong plastik dan ransel.
Guyuran hujan membuat jalan setapak berair. Lumpur tanah liat dan lumut di bebatuan terasa begitu licin. Resiko jatuh juga tinggi. Butuh kejelian dan ekstra hati-hati melewatinya.
Dua puluh menit kemudian hujan reda. Kicauan burung kembali menemani keheningan alam. Kami terus berjalan mengikuti aliran sungai. Kadang juga berjalan melewati hutan kayu besar. Daun jilatang juga tumbuh di sekitar hutan. Harus berhati-hati agar tidak mengenai badan. Jika kena jilatang bisa timbul gatal-gatal.
Sampai di tingkat empat, kayu besar tumbang menutupi air terjun. Sekilas menurut amatan kami, kayu tersebut belum lama tumbang. Menurut prediksi sekitar semalam atau pagi hari itu.
Di tingkat empat kami hanya berhenti sejenak, kemudian meneruskan perjalanan ke tingkat enam. Sekitar seratus meter perjalanan dari tingkat empat, kami tiba di lokasi tujuan. "Nyoe tanyoe katrok bang (kita sudah sampai bang)," kata Zuhri kepada kami.
Takjub. Sungguh masih alami alam di Ceuraceu ini. Derauan suara air memecah kesunyian hutan belantara. Airnya jatuh dari ketinggian sekitar 20 meter. Secara lembut menghantam bebatuan besar. Di sebelah kiri air terjun terdapat tebing besar seperti payung. Di bawahnya kami meletakkan barang-barang.
Tak sabar rasanya ingin menceburkan diri ke kolam sebelah kanan tebing. Air bening nampak permukaan. Tidak begitu dalam, hanya sekitar pinggang orang dewasa.
Setelah puas menikmati keindahan di tingkat enam. Tentunya setelah jepret sana-sini sebagai kenangan, saya, Putra, dan Agus yang dari Meulaboh sepakat mendaki ke tingkat tujuh. Sementara Zuhri dan kawan lainnya tetap di tingkat enam menikmati segarnya semburan air terjun.
Jalan menuju tingkat tujuh lumayan menanjak. Di tambah licinnya struktuk tanah yang baru disirami hujan. Untuk mencegah terpleset, kami tidak memakai sendal saat mendaki. Dengan perlahan kami melangkah di antara kayu-kayu kecil. Batu cadas pun jadi tempat pegangan saat mendaki.
Kami hanya beranjak sekitar 50 meter dari tingkat enam untuk menuju tingkat tujuh. Ada dua air terjun di sana. Sebelah kiri, air mengalir deras dari ketinggian sekitar 10 meter. Airnya mengalir melalui saluran-saluran kecil di celah bebatuan menuju tingkat enam. Pengunjung bisa mandi di area ini dengan cara duduk bahkan berbaring.
Ini di tingkat tujuh sebelah kanan. Kelihatan kan goanya? |
Dari kiri: Saya, Agus, dan Zuhri |
Baca Juga: Tips Aman Berkunjung ke Ceuraceu Abdya
Keren Li bg Dayat ��
BalasHapusMaunya pas kpm dulu bisa singgah ke situ. ��
emmm... ntar kalau ada kesempatan, datang lagi ke Abdya Rahmi..hehe
BalasHapusSekalian kunjungi Ceuraceunya...:D
padahal tiap tahun ke abdya tapi gk kepikiran mau kunjungin ni tempat padahal spotnya keren abis. mantaplah salam kenal bro anak Abdya
BalasHapusemm.... Semoga bg brosisman juga sudah berkunjung ke sana...
Hapushehe.. salam kenal juga mas bro..
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus