Kamis, 27 Desember 2018

Hamparan Pantai Kerikil Unik di Aceh Besar

Menelusuri pantai kerikil di Lampanah, Aceh Besar ternyata tak kalah menariknya dengan pesona pantai kerikil kolbano, NTT. Berjarak sekitar 40 km dari Banda Aceh, pantai ini tergolong masih jarang dikunjungi orang banyak.

Letaknya di lintasan Banda Aceh-Sigli via Krueng Raya. Jalan berliku naik turun pergunungan Bukit Barisan menjadi tantangan saat melewati jalur ini. Namun demikian, pesona alam yang terpampang sejauh mata memandang menjadi pengganti lelah berkendara.

Akhir Oktober 2018, saya bersama istri melewati jalur ini, sebagai artenatif menuju Kota Sigli dari Banda Aceh. Konon kata beberapa tetangga, jalan ke Sigli via Krueng Raya menyimpan panorama indah yang masih jarang diekspos.

Setelah kami lalui ternyata benar. Hamparan pergunungan bukit barisan dengan latar puncak Seulawah Agam begitu menakjubkan. Deretan pohon jomblang meramaikan pinggiran jalan. Kayu-kayu kecil dengan ranting menjulang tumbuh rapi di sela-sela bebatuan. Begitu juga hamparan Selat Malaka begitu jelas terlihat dari ketinggian bukit yang kami lalui.


Panorama bukit barisan dengan latar puncak Seulawah

Menariknya saat kami berada di kawasan Lampanah, Aceh Besar. Sepanjang pantai yang berada di kaki gunung ini menyuguhkan panorama tak lazim. Hamparan kerikil dan koral bermacam ukuran memenuhi pantai ini. Hempasan ombak terkadang memercikkan air sampai ke daratan.

Saya mencoba mencuci muka dengan air di sela-sela batu ukuran drum. Dingin dan asin. Jika saja ada baju ganti, saya akan nyemplung di pantai ini.


Beberapa cangkang kerang di pantai kerikil ini


Hari terus beranjak siang. Boat para nelayan perlahan bergerak pulang.

Saya bersama istri rehat sejenak di bawah perpohonan pinggir pantai. Sembari meneguk air yang kami bawa dari Banda Aceh, kami menatap ke arah laut. Tak lupa pula kami mengabadikan spot-spot menarik dengan kamera ponsel.

Pohon rindang tempat kami berteduh

Hembusan angin sepoi-sepoi membawa kedamaian. Indahnya panorama alam di pantai ini membuat kami enggan beranjak cepat meninggalkan pantai. Tapi perjalanan masih jauh, jadi kami harus rela menhinggalkan “sang pantai unik” yang penuh kerikil ini.[]

1 komentar: