Selasa, 25 Desember 2018

Singgah Sejenak di Museum Tsunami Kota Sigli

Lima ayat dari Al-Quran tertulis indah dengan cat kuning keemasan pada dinding sebelah timur bangunan. Keramik hitam menjadi latar yang terpasang rapi di tembok cekung setinggi 4 meter. Replika bola dunia berwarna kuning keemasan juga tertata rapi dihadapan tembok tersebut.

Ayat 97-98 dari QS. Al-A’raaf itu menceritakan tentang azab yang datang menimpa penduduk bumi. Sementara QS. Al-Baqarah ayat 155-157 memberi kabar tentang ujian yang diberi Allah pada penduduk bumi. Bila mereka berkata “Innalillahi wainna Ilaihi rajiun,” itulah mereka orang yang mendapat petunjuk.

Setidaknya itulah pesan yang luar biasa saat saya pertama kali menginjakkan kaki di museum tsunami Kota Sigli, Kabupaten Pidie pada awal bulan lalu. Museum unik berwarna krem ini berdiri di sebidang tanah segitiga dekat gerbang masuk Pantai Pelangi setelah melewati alun-alun kota. Saya tidak tahu persis bentuk apa desain museum ini, yang pastinya juga menarik layaknya museum tsunami yang ada di Banda Aceh.

Lima pintu gerbang bercorak pintu masjid berdiri kokoh di bagian kiri museum. Pintu gerbang ala Timur tengah ini dibangun terpisah dari bangunan utama museum. Sementara sebelah kanan disediakan mushalla untuk beribadah bagi umat Islam.

Kaligrafi dan replika bola dunia

Gerbang bercorak pintu masjid ala timur tengah

Beranjak ke dalam terowongan museum, deretan nama korban tsunami Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya terpampang jelas di dinding. Urutan korban jiwa per desa dalam dua kabupaten tersebut tercetak indah dengan “tinta emas” pada background hitam.


Saya berniat mencari informasi lebih jauh mengenai museum ini. Namun sayang, tidak ada petugas yang dapat kami temui di sana. Setelah celingak-celinguk sejenak di komplek museum, kami sepakat kembali ke Banda Aceh, tentunya dengan membawa kesan tersendiri.[]

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus