Jumat, 20 Desember 2013

Ruman Aceh, Bimbel Gratis Kaum Dhuafa

ruman aceh, pustaka, bimbel
Kegiatan anak-anak Ruman
Selain melayani bimbingan belajar gratis bagi anak-anak sekitar, Rumoh Baca Aneuk Nanggroe (Ruman) yang terletak di Punge Blang Cut Banda Aceh ini ramai dikunjungi mahasiswa. Mereka mencari referensi di sana untuk melengkapi tugas kuliah.

Bakda Magrib, rumah type 36 itu dipenuhi puluhan anak-anak usia TK dan SD dari keluarga kurang mampu. Mereka duduk bersimpuh di atas karpet hijau. Beberapa foto kegiatan mereka terpajang di dinding ruang 5x3 meter itu. Lemari buku berdiri tegak di sudut rumah. Pensil warna digerakkan dengan lincah untuk mewarnai gambar yang diberikan Rizki. Sambil menunggu namanya dipanggil ustazah untuk mengaji.

Di rumah bantuan NGO inilah Ahmad Arif dengan istrinya Rizki Sopia berbakti untuk masyarakat. Mereka membuka kelas khusus bagi anak-anak kurang mampu di lingkungannya untuk bimbingan belajar secara gratis. Divisi anak ini dibuka sejak April 2013, setelah Rumoh Baca Aneuk Nanggroe (Ruman) Aceh berdiri 2007 silam. 

Ruman Aceh saat ini terdiri dari dua divisi; divisi anak yang dikelola oleh Rizki Sopia dan divisi perpustakaan yang dikelola Ahmad Arif. “Saat ini ada sekitar 30-40 anak TK dan SD yang belajar di sini,” kata Rizki, Selasa (26/11/2013).

Kehadiran Ruman disambut baik oleh masyarakat sekitar. Keluarga yang rata-rata berpenghasilan rendah bisa menitipkan anak-anak mereka di rumah baca ini. Selain mengajari cara membaca Al-Qur’an, juga diajarkan membaca, menulis, dan berhitung (calistung). “Kita menjadi jembatan bagi mereka yang kurang mampu untuk bisa merasakan belajar bersama,” jelas Arif yang alumnus pesantren Raudhatul Jannah Medan ini.

ruman aceh, pustaka, bimbel
ruman aceh, menggambar, bimbel, pustaka
Anak-anak mewarnai sambil menunggu giliran mengaji.

Arif juga mengatakan, anak-anak tampak antusias di Ruman Aceh. Walaupun pengajian baru mulai pukul 19.00 wib, namun mereka sudah hadir sejak setengah jam sebelumya. Begitu juga sebelum jadwal dipindahkan ke malam, anak-anak sudah hadir dari pukul 13.00 WIB. Padahal belajarnya baru mulai pukul 2.00 siang.

Rizki dan tiga orang guru sibuk mengajar anak-anak belajar. Kertas HVS bergambar angka arab dan latin dengan sedikit kombinasi dibagikan untuk anak-anak selembar per orang. Anak-anak dengan wajah tersenyum girang menerima kertas tersebut. Mereka mulai mewarnai bagian demi bagian. Pilihan warna mulai nampak di atas kertas. Secara bergantian mereka menggunakan pensil cat yang diletakkan di pinggirnya. 

Anak-anak yang belajar di Ruman dibagi dalam tiga kelas dan dibantu oleh empat orang guru. Di ruang tamu untuk anak-anak kelas 3 SD, di ruang belakang anak-anak kelas 1 SD, sedangkan di ruang kamar depan untuk anak-anak usia TK. Tiap malam mereka akan diberi kertas yang bertulisan angka dan huruf untuk diwarnai. “Sambil menunggu giliran ngaji sama ustazah, mereka mewarnai dulu. Dengan demikian, mereka tidak mengganggu kawannya yang lain,” jelas Rizki.

pustaka, banda aceh, buku, ruman
Ruang pustaka Ruman Aceh
pustaka, buku, banda aceh, ruman, ahmad arif

Sementara ruang perpustakaan berada di rumah pribadi Arif yang berada tepat di belakang rumah untuk devisi anak. Ruang kamar belakang mereka gunakan untuk perpustakaan. Di ruang 3x3 meter ini berdiri dua lemari yang dipenuhi ribuan judul buku. Mulai dari buku-buku agama hingga buku pengetahuan umum. ”Saat ini sudah terkoleksi 3.000 lebih judul buku, 70 persen di antaranya merupakan sumbangan dari masyarakat, lembaga, dan penerbit. Selain itu, juga terkoleksi 1.000 majalah dan jurnal ilmiah,” kata Arif.

Pustaka yang terletak di Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh ini ramai dikunjungi oleh mahasiswa. Mereka mencari referensi di sana untuk melengkapi tugas kuliah. “Buku-buku di sini sering diakses oleh mahasiswa jenjang sarjana hingga program doktoral. Mereka bisa janjian dengan kami ketika ingin berkunjung kemari,” jelas Arif, lelaki kelahiran Kuta Cane, 12 Maret 1981 ini.

Arif mulai mengoleksi buku sejak kelas 3 SMP Raudhatul Jannah, Medan. Ia menyisihkan uang jajannya untuk membeli buku-buku bacaan. Ketika itu Arif dipercayai sebagai pengelola pustaka sekolah selama 3 tahun. Selain itu arif juga dipercayai menjadi petugas untuk mengelola tabungan siswa (tabsis) dan juga diamanahkan untuk bertanggung jawab bagian bahasa, yaitu bahasa Arab. 

Setelah resmi berdomisili di Banda Aceh sebagai relawan pascatsunami dan menikah dengan Rizki Sopia, semua buku-buku yang terkumpul Arif bawa pulang ke Banda Aceh dengan menggunakan bus PMTOH. “Pada Januari 2007, semua koleksi buku, jurnal, dan majalah Arif dan Rizki dibuka untuk umum dengan nama Rumoh Baca Aneuk Nanggroe (Ruman) Aceh. Pada akhir 2011 keberadaan pustaka ini kami publikasikan via jejaring sosial facebook,” kata Arif.

ruman aceh, banda aceh
Ahmad Arif, pendiri Ruman Aceh
Arif mengatakan, pembukaan divisi khusus untuk anak-anak usia TK dan SD di Ruman Aceh ini tak lepas dari dorongan kawan-kawan satu angkatan saat kuliah di UIN Syarif Hidayatullah dulu. Mereka pun mengirim 117 judul buku untuk konsumsi anak-anak senilai empat juta rupiah. “Oleh karena itu, pada Senin, 8 April 2013 Ruman Aceh resmi membuka Devisi Anak dengan tugas dan fungsi utama sebagai sarana bimbingan belajar secara gratis untuk anak-anak yatim dan keluarga fakir miskin di lingkungan sekitar,” kata ayah dari Faiz dan Nazia ini.

“Selain bimbingan belajar, Ruman Aceh juga mengagendakan kegiatan-kegiatan khusus, seperti nonton bareng film-film edukatif bagi anak-anak. Juga ada kunjungan silaturrahmi kepada tokoh-tokoh masyarakat yang peduli kepada pendidikan dan budaya, serta rekreasi pada musim liburan atau momen-momen tertentu,” kata pria yang bekerja di Qatar Charity ini.

Ahmad Arif menjelaskan, operasional Ruman merupakan hasil dari sumbangan masyarakat dan kawan-kawannya. Ia mengharapkan agar ke depannya semakin banyak rumah atau taman bacaan di negeri ini, sehingga akan terwujud ungkapan, “Banyak baca banyak tahu, banyak tahu pasti maju.” [Hidayatullah RA]

Telah dimuat di Tabloid Tabangun Aceh edisi 39-Desember 2013.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar