Sabtu, 14 Desember 2013

Belajar Iklan Radio di Binkara FM

radio, binkara banda aceh, iklan
Belajar buat iklan sebenarnya tidak sesulit yang kita bayangkan. Cuma yang paling penting adalah ide awal atau konsep yang akan diiklankan.

Kamis, (12/12/13) kami dari mahasiswa Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry bersilaturrahmi ke radio Binkara FM, yang beralamat di seputaran Gampong Jawa, Banda Aceh. Silaturrahmi ini merupakan bagian dari kuliah kami yang mengambil mata kuliah Paktek Jurnalisme Media Elektronik. Kunjungan ke Binkara FM ini merupakan kunjungan kedua kalinya setelah ke Seulaweut FM pada 21 November 2013 lalu.

Dari kampus UIN Ar-Raniry kami berangkat mengendarai sepeda motor menuju ke Binkara FM. Di sana Bapak Fauzan Santa, selaku pengasuh mata kuliah tersebut sudah menunggu kami bersama Putri Reiza, kakak leting kami yang sekarang sudah jadi alumni.

Ketika sampai di depan gerbang, kami disambut oleh seorang penjaga. Ia menanyakan maksud dan tujuan kami. Setelah kami jelaskan bahwa kami sudah membuat janji, pintu gerbang pun dibuka. Ketika melangkahkan kaki ke lokasi radio, kami disambut oleh aneka kicauan burung yang langka. Kami juga sempat mengabadikan beberapa foto burung di halaman Binkara FM.

burung, binkara

burung, binkara

burung cantik, bingkara

Kemudian Putri Reiza dan Pak Fauzan mempersilahkan kami masuk ke dalam. Di lantai pertama, kami sempat istirahat sejenak sambil menunggu kawan-kawan yang belum sampai. Di sela istrirahat ini, ada juga kawan yang memanfaatkan momen tersebut untuk berfoto-foto.

Kunjungan kali ini kami diperkenalkan cara membuat iklan oleh Ricky Sadha, akrab dipanggil bang Yuda. Kami diperkenalkan proses editing iklan radio di ruang produksi, yang berada di lantai 2. Sementara ruang siaran berada di lantai 3 gedung persegi lapan ini. 

Bang Yuda menjelaskan, bentuk iklan radio itu ada dua macam. Yang pertama yaitu iklan yang diproduksi oleh pihak radio dengan ide kreatif mereka. Mulai dari menyusun naskah, isi suara/dubbing, hingga ke proses editing. Pengiklan hanya mengkonsep saja iklan yang mereka inginkan. 

Kemudian yang kedua yaitu iklan yang sudah jadi. Iklan ini diproduksi langsung oleh pengiklan. Pihak radio hanya menyiarkan saja iklan tersebut sesuai perjanjian. Iklan dalam bentuk ini lebih mudah dibandingkan iklan yang harus diproduksi langsung di radio tersebut.

Di radio juga dikenal insert, hampir sama dengan iklan, yang mempromosi atau memberitahukan program siaran yang akan disiarkan. Biasanya insert menjelaskan tujuan program, pemandu atau narasumber, dan juga waktu disiarkan program tersebut.

Dalam kesempatan silaturrahmi ini, kami diberi kesempatan untuk mencoba buat iklan sendiri. Untuk memikirkan ide mengenai iklan yang akan kami buat, kami harus bermusyawarah dulu. Pak Fauzan menyarankan kami membuat dua kelompok atau bisa juga membuat dua konsep iklan bersama-sama.

Setelah berembuk diatap kulkas raksasa – mesin pembuat es- kami sepakat membuat dua iklan. Yang pertama bertema kebersihan lingkungan. Iklan layanan masyarakat ini berpesan agar jangan membuang sampah sembarangan. Untuk proses dubbing, diwakili oleh Evi Nadia, Dedi Mizwar, dan Munir.
radio, binkara, burung
Permandangan sangkar burung di halaman Binkara FM dari atas mesin es

Kemudian iklan yang kedua yaitu iklan tentang komunitas mahasiswa SidomBlogger. Iklan ini berpesan agar kawan-kawan tidak hanya curhat di facebook saja, tapi curhat itu bisa juga melalui blog. Untuk iklan ini diisi suara oleh Rahmi Fitriyah dan Asmaul Husna. Kemudian setelah proses dubbing selesai, baru iklan tersebut diedit oleh Bang Yuda dengan menggunakan program Cool Edit Pro. 

Proses editing dimulai, kami memperhatikan dengan jeli bagian demi bagian dalam proses tersebut. Untuk membuat kesan bahwa iklan tersebut berada di suatu tempat, maka sang editor menambah suara latar (backsound). Untuk iklan kami, agar terkesan iklan tersebut berada di taman kampus, maka suara latar yang digunakan yaitu suara burung dan suara kawan-kawan yang berbicara masalah kuliah.

Nah, secara ringkas cara membuat iklan radio itu harus melalui beberapa tahap. Pertama yaitu memikirkan ide atau konsep mengenai iklan yang akan dibuat. Kemudian ditulis dalam bentuk skrip. 

Kedua yaitu proses perekaman. Pada tahap ini, dubber/pengisi suara harus benar-benar berekspresi agar iklan itu lebih hidup. Karena iklan radio diterima melalui pendengaran, maka dubber harus pandai menggambarkan pesan yang ingin disampaikan melalui kata-kata.

Ketiga yaitu proses editing. Pada tahap ini editor menggabungkan semua suara dalam suatu wadah. Kemudian ditambah backsound agar iklannya lebih hidup. Durasi iklan untuk radio maksimal 60-90 detik.

Kemudian tahap keempat yaitu saving. Biasanya iklan yang sudah diedit disimpan dalam bentuk mp3, baru kemudian iklan siap disiarkan.

Setelah proses produksi iklan selesai, kami sempatkan diri naik ke ruang siaran di lantai tiga. Di sana kami melihat penyiar radio Binkara FM yang sedang on air. Bagi kami, ini merupakan momen yang tepat untuk mengetahui proses produksi siaran radio yang kita dengarkan tiap hari. 

Setelah semua proses selesai, tentunya setelah salat dzuhur di sana, kami semua pamit kepada Bang Yuda dan Kak Reiza. Sebagai kenang-kenangan, kami sempatkan foto bersama di halaman radio Binkara 84,9 FM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar