Minggu, 16 September 2018

Dahsyat, Tsunami Hempas Kapal 2600 Ton ke Permukiman Banda Aceh

Melihat sebuah kapal besar berada ditengah pemukiman padat penduduk tentu membuat kita tercengang. Disamping itu kita pasti bertanya-tanya, kok bisa?

Tentu bisa! Tidak ada yang mustahil jika Sang Pencipta berkehendak. Dalam sekejap sebuah daerah berubah total . Ya seperti di Kota Banda Aceh ini, sebuah kapal besar milik PLTD Apung mendarat di permukiman warga sejak 2004 silam.

Ingatkah kita peristiwa apa yang terjadi di Aceh pada 26 Desember 2004 lalu? Tentu! Gelombang dahsyat menerjang bumi Serambi Mekah ini. Meluluhlantakkan seluruh isi kota para raja. Menjemput ribuan para syuhada menghadap Sang Pencipta. Orang Aceh mengenalnya Ie Beuna, orang Sinabang menyebutnya Smoong, sementara orang Jepang menamainya tsunami.

Begitu dahsyat gelombang itu menerjang Aceh, kapal PLTD Apung ini menjadi saksi sejarah. Dari pantai Ulee Lheu, Kecamatan Meraxa, Banda Aceh kapal pembangkit listrik tersebut dihempas ke permukiman warga Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh.

Hingga sekarang kapal dengan bobot 2.600 ton tetap bertahan di pemukiman warga. Sebagai objek sejarah yang harus dilestarikan, pemerintah telah membangun objek wisata tsunami di sana, dengan objek utama kapal PLTD Apung yang dulunya pernah menyuplai daya listrik sebesar 10,5 Megawatt.

Di sekeliling kapal telah dibangun taman, jembatan tajuk, dan juga monumen detik-detik tsunami Aceh. Letaknya dalam kawasan pusat kota menjadikan objek wisata ini mudah diakses pengunjung. Dengan menumpangi ojek ataupun becak, pengunjung akan diantar langsung ke depan gerbang masuk objek wisata sejarah ini.

Beberapa meter dari pintu masuk, pengunjung disambut tugu detik-detik tsunami Aceh. Diatas tugu dibuat miniatur kapal rusak sedang dihantam ombak dan sebuah jam yang menunjukkan waktu terjadinya gelombang ganas itu. Di sekeliling temboh diukir kilasan kejadian dan monumen-monumen yang tersisa ketika bencana itu terjadi.

Beranjak dari tugu, pengunjung disambut hamparan jembatan tajuk yang mengantarnya ke atas badan kapal. Bangunan rumah sisa tsunami juga tertata di sepanjang sisi kanan taman.


Dari atas kapal, pengunjung dapat menatap seluruh penjuru kota Banda Aceh. Sebagai pilihan, pengunjung bisa menggunakan teropong dengan mengambil koin pada petugas. Selain itu, di kabin kapal juga tersedia sebuah museum tentang tsunami. Selain memajangkan foto-foto kedahsyatan tsunami, pengunjung juga mendapatkan edukasi tanggap bencana.

Nah, setelah sejenak mengenang kedahsyatan musibah tsunami yang menerjang Aceh, mari kita bertafakkur dan mengubah sikap agar menjadi insan yang menjaga kerusakan di atas bumi ini. Sebelum beranjak dari lokasi ini, kita pastikan bahwa tidak ada sampah dan barang bawaan kita yang tertinggal. Mari singgah juga di Museum Tsunami Aceh dan Masjid Raya Baiturrahman.[]

1 komentar: