Sabtu, 19 Juli 2014

Kue Khas Aceh di Hari Lebaran

Menjelang Idul Fitri, hampir semua masyarakat disibukkan dengan berbagai kegiatan dan kebiasaan untuk memeriahkannya. Mulai dari membeli pakaian baru, perabot baru, kenderaan baru, alat elektronik baru sampai menyiapkan berbagai makanan dan aneka kue yang jarang kita temukan di bulan-bulan lain. Tradisi membuat kue ketika menyambut lebaran, masih mendarah daging dalam kehidupan sosial masyarakat Aceh. Hampir setiap rumah, kita dapat mencicipi beraneka macam kue khas Aceh yang terus dilestarikan sampai sekarang.

Sekarang, kue tradisi Aceh seperti Kueh Bhoi, Kueh Karah, Kueh Seupet, dan sejenisnya semakin mudah ditemui di pasar-pasar. Bahkan di beberapa tempat, kue-kue tersebut menjadi usaha rumah tangga yang meraup untung tinggi.

Ketika lebaran tiba, kebanyakan masyarakat yang tinggal di perdesaan membuat sendiri kue-kue khas untuk disajikan kepada tamu. Walaupun modal sedikit, namun kue yang dihasilkan lumayan cukup untuk menjamu tamu di hari yang fitrah.

Kueh Bhoi dibuat dengan campuran tepung terigu dengan telor. Untuk pewanginya cukup ditambahkan vanili dan minyak pisang. Untuk pemanisnya, jangan lupa tambah gula pasir.

Kue Bhoi Khas Aceh (Dok. Me)
Bhoi masih dalam cetakan (Dok. Me)

Cara pembuatannya cukup mudah. Pertama-tama kocoklah telur dengan gula sampai kembang dan berwarna putih. Sambil diaduk, tambahkan vanili dan minyak pisang secukupnya. Kemudian, tambahkan tepung terigu dan aduk hingga rata. Untuk adonan, jangan terlalu keras dan jangan terlalu lembek. Kemudian masukkan dalam cetakan dan panggang selama 15 menit dalam oven. Mudahkan?

Begitulah dengan Kue Karah. Kue khas Aceh yang penuh seni. Jika diperhatikan, kue Karah bentuknya seperti benang-benang yang dirajut. Cukup menarik. Turis bahkan terheran-heran ketika pertama melihat kue Karah. Bagaimana caranya benang-benang dari tepung ini dirajut?

Foto: Google Image

Setelah diperhatikan cara pembuatannya, rupanya seni dalam membentuk kue cukup mudah. Pengrajin kue cukup menyiapkan adonan tepung yang pas, tidak terlalu encer. Kemudian dimasukkan dalam cetakan, biasanya terbuat dari tempurung yang dilubangi. Kemudian diayun-ayun diatas minyak sampai membentuk benang yang tak putus-putus. Tunggu beberapa menit, kue Karah siap diangkat dan disajikan.

Foto: Google Image

Kebiasaan masyarakat Aceh, kue Karah dimakan ditemani segelas kopi manis. Untuk memperoleh rasa yang khas, kue Karah dicelup kedalam kopi. Namun, bila musim durian tiba, kue tersebut tak kalah nikmatnya jika dimakan dengan durian. Emm, lezat…

Selamat berpuasa dan menyambut Idul Fitri. Janga lupa mencoba…:)

1 komentar: