Sabtu, 14 Juni 2014

Makam Raja Sipacak


Makam Raja Sipacak dilihat dari jalan
Bagi masyarakat Indonesia dan Aceh khususnya, makam para ulama sangat dimuliakan. Salah satu cara untuk memuliakannya yaitu memugarnya. Kadang-kadang juga membuat atap di atas makam tersebut. Namun ada juga beberapa makam para ulama yang belum mendapat perhatian selayak ilmu yang dimilikinya ketika ia masih hidup. Makam dibiarkan terbengkalai begitu saja tanpa ada upaya perawatan dan perhatian lebih. Makam Raja Sipacak misalnya, yang terletak di Desa Drien Kipah, Kecamatan Tangan-Tangan, Abdya.
Menurut warga Drien Kipah, Raja Sipacak merupakan seorang ulama yang berasal dari Padang, Sumatra Barat. Pada masa penjajahan Belanda, Raja Sipacak Syahid di Drien Kipah. Kuburannya sudah ada sebelum warga bermukim di sana. Ia dikuburkan di sebuah bukit di antara beberapa pohon besar.

Pada mulanya, warga tidak mengetahui adanya makam di antara bukit tersebut. Namun warga bisa melihat suatu keajaiban di antara makam. “Ketika dibakar, lahan di area makan tidak dilalap api, walaupun daun dan kayu kering juga sama dengan area lain. Kemudian ketika hujan, tidak ada air yang jatuh ke atas makam. Walaupun di area sekitarnya basah, namun di area makam tetap kering.” Kata Ibrahim, warga Drien Kipah (21/5/2014).

Beberapa poperti di Makam
Menurut Ibrahim, keberadaan makam Raja Sipacak diketahui warga setelah salah seorang warga bermimpi. Dalam mimpinya warga dikabarkan, makam yang ada di Drien Kipah merupakan makam Raja Sipacak, seorang raja dari padang yang syahid ketika bertempur dengan Belanda.

“Setelah terjadi pertempuran yang sengit, Raja Sipacak melompat dari satu bukit ke bukit yang lain,” tambah Ibrahim sambil menunjukkan dua bukit tersebut yang jarak antara keduanya sekitar 50 meter.

“Karena serdadu Belanda yang mengepung sangat ramai, akhirnya Raja Syahid. Kemudian jasadnya dimakamkam di bukit tersebut,” tambahnya.

Bagi masyarakat Abdya dan sekitarnya, keberadaan makam Raja Sipacak dinilai sebagai makam keramat. Terlepas dari suatu legenda dengan kisah yang mengharukan, warga sering bernazar di makam tersebut. Menurut Ibrahim, menjelang pemilu banyak caleg bernazar di makam tersebut untuk meluruskan “misi” perjuangannya.


Keberadaan makam Raja Sipacak telah diabadikan warga dengan mengangkat namanya menjadi salah satu nama dusun dalam Desa Drien Kipah. Warga berharap semoga ada pihak yang peduli atas kelestarian dan perawatan makam, sehingga nilai sejarah takkan hilang ditelan zaman.[]

1 komentar: