Minggu, 16 Maret 2014

Meulaboh-Banda Aceh Tahun 2009

Pengunungan Gunong Malem, Lageun
Setelah kurang lebih 5 tahun saya kuliah di ibukota Aceh, saya mencoba merenungkan sedikit masa-masa pertama berangkat untuk mendaftar kuliah ke Banda Aceh. saya teringat, ketika pertama berangkat dengan sepeda motor bersama kawan-kawan. Seru dan menantang. Itulah yang masih teringat di benak saya sampai sekarang.

Ketika kali pertama ke Banda Aceh, kami menempuh jalan yang masih dalam tahap perbaikan. Kadang kami harus mendorong motor di dalam lumpur yang dalamnya selutut. Jalan berbatu dan berlubang terus-terusan menyambut kedatangan kami hingga ke Lhoknga, Aceh Besar. Berikut ada beberapa foto yang sempat saya abadikan.


Daerah Lhok Krut
Ketika menempuh jalan pulang libur puasa, kami terjebak maceh yang panjang di kawasan Gunong Meudang. Padahal ada jalur lewat rakit yang lebih dekat, yaitu lewat rakit Kuala Unga. Tapi kami sepakat menempuh jalan yang dilalui truk barang, karena tak sabar menunggu antrian panjang di rakit. Maklum, ketika itu sedang libur kuliah menyambut Ramadhan, jadi mahasiswa berbagai daerah dari barat-selatan banyak yang pulang kampung.
Kami dan sejumlah mobar terjebak lumpur di kawasan Gunong Meudang, Aceh Jaya.
Abang ne gesit kali... hehe

Eh, habis mandi lumpur, cuci kereta dulu.. semangat!
Hati-hati mas bro...!! Jalan licin
Beginilah suasana antrian kendaraan roda dua di rakit penyeberangan Kuala Unga selepas Idul Fitri. Walaupun antri, kami tetap sabar, karena sudah pengalaman mandi lumpur jika memilih jalan artenatif yang dilewati truk barang.

Antrian rakit di kawasan Kuala Unga.

Pelan tapi pasti...:D
Inilah akibat kurang hati-hati ketika berkendaraan di jalan raya. Sebuah truk pengangkut material jalan terguling ke jurang di kawasan pengunungan Kulu. Saat melihat kejadian ini, kami spontan menurunkan kecepatan laju kendaraan dan melaju dengan kecepatan rendah hingga sampai lagi ke Banda Aceh. Sesuai pepatah, "Biar lambat asal selamat."



Dump truck terguling ke jurang di kawasan pengunungan Kulu.
Sepanjang perjalanan dari Meulaboh-Banda Aceh (tahun 2009), ada tiga rakit penyeberangan yang kami lalui. Yakni rakit Kuala Bubon, Samatiga, Aceh Barat, rakit Kuala Unga, Aceh Jaya, dan rakit Kuala Beuso, Lamno. Fenomena ini jauh lebih berkurang dibandingkan ketika perjalanan pascatsunami yang harus melalui lebih 5 rakit.
Suasana rakit penyeberangan Kuala Bubon, Samatiga di sore hari



3 komentar:

  1. asekk... jadi teringat kembali dahulu dijalan ini bersusah payah menuju meulaboh/banda aceh. namun sekarang berubah menjadi high way number one daripada daerah chicago

    BalasHapus
    Balasan
    1. yaya... seperti kata pepatah, "berakit-rakit dahulu, berenang-renang ketepian...
      bersakit-saki dahulu senang pu akan datang".. hehehe

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus