Senin, 30 September 2013

Islam Sebagai Agama



A.   Islam Sebagai Agama
Dalam masyarakat Indonesia selain dari kata agama, dikenal pula kata Din dari bahasa Arab dan kata Religi dalam bahasa Eropa. Agama berasal dari kata Sanskit. Satu pendapat mengatakan bahwa kata itu tersusun dari dua kata, a=tidak dan gam=pergi. Jadi tidak pergi, tetap ditempat, diwarisi turuntemurun. Agama memang menpunyai sifat yang demikian. Ada lagi pendapat mengatakan bahwa agama berarti teks atau kitab suci. Dan agama-agama memang mempunyai kitab-kitab suci. Selanjutnya dikatakan lagi bahwa gam berarti tuntunan, memang agama mengandung ajaran-ajaran yang menjadi tuntunan hidup bagi penganutnya.[1]

Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian. Dengan pengertian kebahasaan ini, kata islam dekat sekali artinya dengan agama yang berarti tunduk, patuh.
Pengertian Islam secara bahasa yang berarti taat, tunduk dan patuh bisa diartikan bahwa Islam bagi umat manusia adalah sama nilainya dengan berjalannya alam mengikuti hukum-hukumnya sendiri yang ditetapkan oleh Allah. Sikap taat, patuh, tunduk dan pasrah kepada Tuhan (menjalankan al-Islam) yang menjadi sikap setiap makhluk (benda-benda mati dan benda-benda hidup) merupakan unsur kemanusiaan yang alami atau fitri dan sejati.[2]
Adapun pengertian Islam dari segi istilah akan kita dapati rumusan yang berbeda-beda.
Menurut Harun Nasution, Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat melalui nabi Muhammad SAW. yang berisi ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenal satu segi, tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. Sementara itu Maulana Muhammad Ali mengatakan bahwa Islam adalah agama perdamaian.


Di kalangan masyarakat Barat, Islam sering diidentikkan dengan istilah Muhammadanism dan Muhammedan.[3] Peristilahan ini karena dinisbahkan pada umumnya agama di luar Islam yang namanya disandarkan pada nama pendirinya. Di Persia misalnya ada agama Zoroaster. Agama ini disandarkan pada pendirinya Zarathusta (w.583 SM). Selanjutnya terdapat nama agama Budha yang dinisbahkan kepada tokoh pendirinya Sidharta Gautama Budha (lahir 560 SM). Demikian pula pada nama agama Yahudi yang disandarkan pada orang-orang Yahudi (Jews), asal nama dari negara Juda (Judea) atau Yahuda.
Penyebutan Istilah Muhammadanism dan Muhammedan untuk agama Islam menurut Nasruddin Razak, bukan saja tidak tepat, akan tetapi secara prinsipil salah. Peristilahan itu bisa mengandung arti bahwa Islam adalah paham Muhammad atau pemujaan terhadap Muhammad, sebagaimana perkataan agama Budha yang mengandung arti agama yang dibangun oleh Sidharta Gautama sang Budha, atau paham berasal dari Sidharta Gautama. Analogi nama dengan agama-agama lainnya tidaklah mungkin bagi Islam.
Berdasarkan pada keterangan tersebut,maka kata Islam menurut istilah adalah mengacu kepada yang bersumber pada wahyu yang datang dari Allah SWT., bukan berasal dari manusia, dan bukan pula berasal dari nabi Muhammad SAW. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah:
Artinya: “Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS.Al-An’am).
Posisi nabi dalam agama Islam diakui sebagai yang ditugasi oleh Allah untuk menyebarkan agama Islam tersebut kepada umat manusia. Dalam proses penyebaran agama Islam, nabi terlibat dalam memberi keterangan, penjelasan, uraian, dan contoh praktiknya. Namun keterlibatan ini masih dalam batas-batas yang dibolehkan Tuhan.
Dengan demikian, secara istilah Islam adalah nama bagi suatu agama yang berasal dari Allah SWT. Nama Islam demikian itu memiliki perbedaan yang luar biasa dengan nama agama lainnya. Kata Islam tidak mempunyai hubungan dengan orang tertentu atau dari golongan manusia atau dari suatu negeri. Kata Islam adalah nama yang diberikan oleh tuhan sendiri. Hal demikian dapat dipahami dari petunjuk ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah SWT.
Selanjutnya, dilihat dari segi misi ajarannya, Islam adalah agama sepanjang sejarah manusia. Agama dari seluruh Nabi dan Rasul yang pernah diutus oleh Allah SWT. pada bangsa-bangsa dan kelompok-kelompok manusia. Islam itulah agama bagi Adam as, nabi Ibrahim, nabi Ya’kub, nabi Musa, nabi Daud, nabi Sulaiman, dan nabi Isa as. Hal demikian dapat dipahami dari ayat-ayat yang terdapat didalam Al-Quran yang menegaskan bahwa para nabi tersebut termasuk orang yang berserah diri kepada Allah.
Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammada SAW. Sebagai rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi, tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. Sumber ajaran yang mengambir berbagai aspek ialah Al-Qur’an dan Hadits.

B.   Sumber Ajaran Islam
a.         Al-Quran
Sebagai masdar dari kata qaraa ( membaca), Qur’an secara harfiah berarti bacaan atau hafalan. Al- Qur’an disebut juga sebagai kitab suci yang diyakini umat Islam sebagai firman SWT. yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. secara mutawatir, melalui malaikat Jibril yang berisi pesan-pesan atau ajaran keilahian yang dipedomani oleh setiap muslim. Al-Qur’an merupakan dalil tentang kenabian Muhammad, pedoman paling otoritatif bagi umat Islam dan sumber utama dari syariah. Para ulama sepakat bahwasanya Qur’an adalah satu-satunya sumber, sementara sumber yang lain hanya bersifat menjelaskan al-Qur’an.
Secara garis besar al-Qur’an dipahami dan diyakini umat Islam sebagai satu kitab yang menjadi pedoman hidup (way of life) dan sandaran bagi terciptanya insan yang taat aturan, baik antar agama, masyarakat, keluarga, bangsa dan negara. Hal ini telah sangat tegas dinyatakan al-Quran bahwa “ dirinyalah yang menjadi petunjuk bagi manusia untuk kehidupan di dunia dan di akhirat”, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Isra’ ayat 9.
Artinya: “Sesungguhnya Al Quran Ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.”
b.        Al-Sunah
Arti Sunah menurut bahasa Al-Sirah perjalanan atau sejarah, baik atau buruk masih bersifat umum. Sunah menurut istilah, terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ulama, diantaranya sebagai berikut:
1.      Menurut ulama Hadits (Muhadditsin), Sunah yaitu: segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi atau kepada seorang sahabat atau orang setelahnya (Tabi’in),  baik berupa perkataan, perbuatan, persetujuan, dan sifat.
2.      Menurut ulama Ushul al-Fiqh (Ushuliyun): segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW. baik berupa perkataan, perbuatan dan pengakuan yang patut dijadikan dalil hukum syara’.
3.      Menurut ulama Fikih (Fuqaha): sesuatu ketetapan yang datang dari Rasulullah SAW. dan tidak termasuk kategori bab fardhu dan wajib pada jalan yang ditempuh dalam agama yang tidak difardhukan dan tidak diwajibkan.
Di kalangan para ulama terjadi perbedaan dalam memberikan definisi Sunnah. Perbedaan ini lebih disebabkan karena perbedaan disiplin ilmu yang mereka miliki atau yang mereka kuasai. Muhadditsun melihat Nabi sebagai figur keteladanan yang baik (uswatun hasanah), Ushuliyun melihat pribadi Nabi sebagai pembuat syari’at (syari’), penjelasan dalam kaedah –kaedah kehidupan masyarakat, dan pembuat dasar-dasar ijtihad. Fuqaha memandang segala prilaku Nabi mengandung hukum lima yaitu wajib, haram, sunah, makruh, dan mubah. Sedang ulama maw’izhah melihatnya sesuatu yang atang dari Nabi wajib dipatuhi dan diikuti.
c.          Ijma’
Ijma’ menurut ahli ushul fiqh ialah persepakatan para mujtahid kaum muslimin dalam satu masa sepeninggalan Rasul terhadap suatu hukum syar’i mengenai suatu peristiwa. Persepakatan mereka itu terjadi setelah wafatnya Rasul. Sebab pada masa beliau masih hidup, beliau sendirilah satu-satunya tempat meminta untuk menetapkan hukum suatu peristiwa. Oleh karena itu pada saat beliau masih hidup tidak mungkin terjadi adanya perlawanan hukum terhadap suatu masalah dan tidak pula terjadi adanya hukum suatu peristiwa hasil dari persepakatan, karena persepakatan itu sendiri mengingat akan adanya beberapa orang bermusyawarah. Pada hakikatnya mereka tidak perlu bermusyawarah, cukuplah kiranya apabila mereka menanyakan saja kepada Rasul.
d.         Qiyas
Qiyas menurut para ahli ushul fiqh adalah persamaan hukum suatu peristiwa yang tidak ada nashnya dengan hukum suatu peristiwa yang sudah ada nashnya lantaran adanya persamaan ‘illat hukumnya dari kedua peristiwa itu. Misalnya jual beli diwaktu shalat jum’at.[4]

C.   Karakteristik Ajaran Islam
Setiap agama manapun pasti memiliki ciri atau karakteristik yang berbeda, sesuai dengan keyakinan umatnya masing-masing. Islam sebagaimana di muka bumi, adalah agama yang memiliki visi rahmatan lil alamin yakni bagaimana posisi agama yang diyakini umat manusia bisa berperan sebagai penentu rasa aman, dapat memecahkan rasa problematika hidup, dan mampu menstimuluskan manusia agar senantiasa taat kepada segala yang dititahkan Allah. Visi tersebut tidak saja terbatas pada kalangan umat islam,  tetapi bagaimana rahmat juga bisa dirasakan oleh seluruh makhluk yang lain, termasuk umat-umat beragama lain. Universalitas yang terdapat dalam visi tersebut menandakan bahwa sejak diturunkannya Islam sudah berupaya menjadi satu agama yang memiliki ciri yang universal. Keberadaannya semestinya dapat dirasakan secara lebih luas, tidak hanya terbatas untuk umat yang menyakini kebenarannya saja, tetapi Islam mampu menunjukkan sebagai agama yang menyejukkan seluruh alam.
Kedua, ciri lain yang terdapat dalam Islam adalah pengakuan terhadap adanya pluralisme beragama. Pluralisme menurut Nurkholish Madjid adalah sebuah aturan Tuhan (Sunnatullah) yang tidak akan berubah, sehingga tidak mungkin dibantah. Islam adalah agama yang kitab sucinya secara tegas mengakui hak agama lain, kecuali Peganisme dan syirik, untuk hidup dan menjalankan ajaran masing-masing dengan penuh kesungguhan.
Karakteristik ajaran Islam tersebut di samping mengakui adanya pluralisme sebagai suatu kenyataan, juga mengakui adanya universalisme, yakni mengajarkan kepercayaan kepada Tuhan dan hari akhir, menyuruh berbuat baik dan mengajak pada keselamatan.
Ketiga, Islam bersifat autentik dan orisinal. Sebagai agama yang lahir atas wahyu Allah yang langsung diterima nabi Muhammad SAW. secara rasio adalah agama yang betul-betul terjaga keasliannya. Orisinalitas tersebut dapat dianalisa mulai proses penerimaan wahyu dari Allah SWT. melalui malaikat Jibril yang langsung diterima Rasulullah tanpa ada perantara lain. Sehingga pada proses ini kelihatannya tidak mungkin ada campur tangan pihak lain, dengan sendirinya orisinalitas dapat terja dengan baik. Bahkan secara normatif, Allah SWT. telah memberikan satu penjelasan yang menyakinkan bahwa “Sesungguhnya Kami (Allah) yang telah menurunkan al-Quran (ajaran Islam) dan Kami pula yang menjaganya.” Artinya tidak ada satu alasan yang menolak kalau Islam sebagai agama yang autentik, orisinal, terjaga keasliannya.
Keempat, Islam dikenal sebagai agama selalu mengedepankan sikap progresvitas, dinamis dan inovatif. Hal ini dibuktikan dengan beberapa ayat al-Qur’an yang melarang umat Islam untuk berkeluh kesah jika ada permasalahan yang secara kebetulan menimpanya. Islam menganjurkan selalu berfikir, menganalisa semua persoalan dengan penuh pijakan yang jelas.
Karakteristik itu dapat dikenali melalui konsepsinya dalam bidang-bidang antara lain :
a.         Dalam Bidang Agama
Mengakui adanya puralisme sebagai suatu kenyataan, juga mengakui adanya universalitas, yakni mengajarkan kepercayaan kepada Tuhan dan hari akhir , menyuruh berbuat baik dan mengajak kepada keselamatan. Inilah yang menjadi konsep toleransi dalam beragama.
Karakteristik agama Islam dalam visi keagamaan adalah bersifat toleran, pemaaf, tidak memaksa, dan saling menghargai karena dalam pluralitas agama tersebut terdapat unsur kesamaan yaitu pengabdian kepada Tuhan.
karakteristik agama Islam dalam visi ibadah adalah merupakan sifat, jiwa dan misi agama Islam itu sendiri yang sejalan dengan tugas penciptaan manusia sebagai makhuk yang hanya diperintahkan agar beribadah kepadaNya.
Adapun ibadah dalam arti umum selanjutnya bersentuhan dengan masalah muamalah. Keterkaitan masalah muamalah dengan ibadah dihubungkan dengan niat semata-mata ikhlas karena Allah.
karakteristik agama islam dalam bidang akidah adalah bahwa akidah islam bersifat murni baik dalam isinya maupun prosesnya. Yang diyakini dan diakui sebagai Tuhan yang wajib disembah hanya Allah. Keyakinan tersebut sedikitpun tidak boleh diberikan kepada yang lain, karena akan berakibat musyrik yang berdampak pada motivasi kerja yang tidak sepenuhnya didasarkan atas panggilan Allah. Dalam prosesnya, keyakinan tersebut harus langsung, tidak boleh melalui perantara. Akidah yang demikian itulah yang akan melahirkan bentuk pengabdian hanya kepada Allah, yang selanjutnya berjiwa bebas, merdeka atau tidak tunduk pada manusia dan lainnya yang menggantikan posisi Tuhan.
d.        Bidang Ilmu dan kebudayaan
Karakteristik agama Islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan dapat dilihat dari 5 ayat pertama surat Al-Alaq, pada ayat tersebut terdapat ayat Iqra’ yang diulang sebanyak dua kali. Kata tersebut  menurut A.Baiquni, selain berarti membaca dalam arti biasa,  juga berarti menelaah, mengobservasi, membandingkan, mengukur, mendeskripsikan, menganalisi, dan penyimpulan secara induktif. Semua cara tersebut dapat digunakan dalam proses mempelajari sesuatu. Hal itu merupakan salah satu cara yang dapat mengembangkan ilmu pengetahuan. Islam demikian kuat mendorong manusia agar memiliki ilmu pengetahuan dengan cara menggunakan akalnya untuk berfikir, merenung dan sebagainya.
e.         Bidang Pendidikan
Islam memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang, laki-laki dan perempuan dan berlangsung sepanjang hayat.
Ajaran Islam di bidang sosial yang paling menonjo karena seluruh bidang ajaran islam sebagaimana  telah disebutkan diatas pada akhirnya ditujukan untuk kesejahteraan manusia. Namun, khusus dalam bidang sosial ini Islam menjunjung tinggi tolong-menolong, saling menasehati tentang hak dan kesabaran, kesetiakawanan, egaliter (kesamaan derajat), tenggang rasa dan kebersamaan.
g.        Dalam Bidang Kehidupan Ekonomi
Islam memandang bahwa kehidupan yang harus dilakukan manusia adalah hidup yang seimbang dan tidak terpisahkan antara urusan dunia dan akhirat.
h.        Dalam Bidang Kesehatan
Ajaran Islam tentang kesehatan berpedoman pada prinsip pencegahan lebih diutamakan dari pada penyembuhan. Upaya pencegahan tersebut, Islam menekankan segi kebersihan lahir dan batin.
i.          Dalam Bidang Politik
Ciri ajaran Islam dalam bidang poitik yaitu menaati penguasa dalam bidang politik, pemerintah dan negara. Dalam hal ini Islam tidak mengajarkan ketaatan buta terhadap pemimpin. Islam menghendaki suatu ketaatan kritis yaitu ketaatan yang didasarkan pada tolak ukur kebenaran dari Tuhan.
j.          Dalam Bidang Pekerjaan
Untuk menghasilkan produk pekerjaan yang bermutu, Islam memandang kerja yang dilakukan adalah pekerjaan professional, yaitu kerja yang didukung imu pengetahuan, keahlian, pengalaman, kesungguhan, dan seterusnya.
Karakteristik ajaran Islam secara dominan ditandai oleh pendekatan normatif, historis, dan filosofis tersebut terlihat bahwa ajaran Islam memiliki ciri-ciri yang secara keseluruhan amat ideal.

  1. Agar umat Islam memiliki sifat Kritis dan teliti.
  2. Agar umat Islam bersikap Lembut dan Pemaaf.
  3. Agar umat Islam berlaku Jujur.
  4. Agar umat Islam bersikap Sabar.
  5. Agar Umat Islam Tawadlu’ atau rendah hati.
  6. Agar umat Islam Amanah.
  7. Agar Umat Islam Memiliki rasa Malu yang tinggi.
  8. Agar Umat Islam berkata manis dan bermuka ramah
  9. Agar umat Islam Berbakti kepada kedua orang tua.
  10. Agar Umat Islam Memperbanyak hubungan Silaturrahim atau berhubungan dengan halayak luas.[5]

E.   Misi Islam
Terdapat sejumlah argumentasi yang dapat digunakan untuk menyatakan bahwa misi ajaran Islam sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam. Argumentasi tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:
1.      Untuk menunjukkan bahwa Islam sebagai pembawa rahmat dapat dilihat dari pengertian Islam itu sendiri. Kata Islam. Kata Islam makna asli masuk dalam perdamaian, dan orang Muslim ialah orang yang damai dengan Allah dan damai dengan manusia.
2.      Misi ajaran Islam sebagai pembawa rahmat dapat dilihat dari peran yang dimainkan Islam dalam menangani berbagai problematika agama, sosial, ekonomi, politik, hukum, pendidikan, kebudayaan dan sebagainya.
3.      Misi Islam pada kedudukannya sebagai sumber nilai dan pandangan hidup manusia manusia. Dalam hal ini Islam telah memainkan empat peran sebagai berikut. Pertama, factor kreatif yaitu ajaran agama yang dapat mendorong manusia meakukan kerja produktif dan kreatif. Kedua, factor motivatif yaitu bahwa ajaran agama dapat melandasi cita-cita dan amal perbuatan manusia dalam seluruh aspek kehidupannya. Ketiga, factor sublimatif, yakni ajaran agama yang dapat meningkatkan dan mengkuduskan fenomena kegiatan manusia tidak hanya hal keagamaan saja, tetapi juga yang bersifat keduniaan. Keempat, factor integrative yaitu ajaran agama dapat mempersatukan sikap dan pandangan manusia serta aktifitasnya baik secara individual maupun kolektif dalam menghadapi berbagai tantangan.
4.      Misi ajaran Islam sebagai pembawa rahmat dapat dilihat dalam peran dalam sejarah. Misalnya di Irak, Bukhara, Turkistan, Turki, Spanyol, India, Mesir. Di beberapa negara tersebut telah bermunculan bidang-bidang dalam ilmu pengetahuan.
5.      Misi ajaran Islam lebih lanjut dapat pula dilihat dari praktek hubungan Islam dengan penganut agama lain. Sebagaimana Nabi di Madinah.
Berdasarkan fakta dan analisis sebagaimana diatas, kita dapat mengatakan bahwa misi ajaran Islam adalah untuk melindungi hak-hak asasi manusia baik jiwa, akal, agama, harta dan keturunan, dan lainnya yang terkait. Untuk itu maka Islam sangat menekankan perlunya menegakkan keadaan dunia yang aman, damai, sejahtera, tenteram, saling tolong menolong, toleransi, adil, bijaksana, terbuka, kederajatan dan kemanusiaan.


KESIMPULAN

1.   Pengertian Islam secara bahasa yang berarti taat, tunduk dan patuh, dari segi istilah adalah mengacu kepada yang bersumber pada wahyu yang datang dari Allah SWT., bukan berasal dari manusia, dan bukan pula berasal dari nabi Muhammad SAW.  .
2.     Pada dasarnya yang menjadi sumber utama ajaran Islam hanya wahyu (Al-Quran). Namun karena tidak semua ayat-ayat yang terdapat dalam kitab suci tersebut dapat menjawab persoalan yang bersifat ringit atau lebih spesifik, terkadang sebuah ayat al-Quran harus dijelaskan rinciannya oleh sebuah keterangan, penjelasan dari Rasulullah sendiri, sahabat atau analisa dari seorang ulama.
3.  Islam sebagaimana di muka bumi, adalah agama yang memiliki visi  dan rahmatan lil alamin yakni bagaimana posisi agama yang diyakini umat manusia bisa berperan sebagai penentu rasa aman, dapat memecahkan rasa problematika hidup, dan mampu menstimuluskan manusia agar senantiasa taat kepada segala yang dititahkan Allah.
4.   Berdasarkan fakta dan analisis, misi ajaran Islam adalah untuk melindungi hak-hak asasi manusia baik jiwa, akal, agama, harta dan keturunan, dan lainnya yang terkait. Untuk itu maka Islam sangat menekankan perlunya menegakkan keadaan dunia yang aman, damai, sejahtera, tenteram, saling tolong menolong, toleransi, adil, bijaksana, terbuka, kederajatan dan kemanusiaan.




Gholib, Achmad, 2006, Studi Islam Jakarta: Faza Media.
Nasution, Harun, 1985, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI-Press,.
Nata, Abuddin, 2006, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Yahya, Muktar dan Fatchur Rahman, 1986.Dasar-dasar Pembinaan Fiqh Islam,    Bandung: Pt.Alma’ Arif.
Http://abinyaazka.blogspot.com.



[1] Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya…hal.1
[2] Drs. H. Achmad Gholib,M.A., Studi Islam (Jakarta: Faza Media, 2006), hal. 25
[3] Prof.Drs.H. Abuddin Nata, M.A., Metodologi Studi Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2006), hal. 65
[4] Prof.Dr.Muktar Yahya dan Prof. Dr. Fatchur Rahman, Dasar-dasar Pembinaan Fiqh Islam, (Bandung: Pt.Alma’arif,1986), hal. 58.
[5] Http://abinyaazka.blogspot.com. Sabtu,23 oktober 2010, pukul 20:10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar