Abu Bakar ash-Siddiq R.A dikenal sebagai sahabat Rasulullah yang paling setia dan laki-laki pertama yang beriman kepada kerasulan Muhammad saw. Salah satu anaknya bernama Abdurrahman. Walaupun bapaknya telah menjadi pengikut setia dan pembela Rasulullah saw dari segala kejahatan orang-orang kafir, Abdurrahman justru menjadi salah seorang penentang keras ajaran Islam. Ia begitu kuat memegang agama nenek moyang yang mengajarkan penyembahan terhadap berhala. Bahkan dalam perang Badar, ia tampil dengan gigihnya dalam barisan kaum musyrikin, walaupun mereka menderita kekalahan yang amat menyakitkan.
Dari kekalahan itu, kaum kafir Quraisy mengerahkan segala kemampuan untuk balas dendam dalam perang berikutnya. Dan pecahlah perang Uhud. Kaum kafir membuktikan keberhasilan mereka, dan persiapan matang yang mereka lakukan tidaklah sia-sia. Abdurrahman berhasil dengan gemilang memimpin pasukan panah dan banyak pasukan Rasulullah yang mati syahid melalui pasukan panah itu.
Tapi sebelum kedua pasukan bertempur, terlebih dahulu dilakukan perang tanding, satu lawan satu. Dari pihak kafir, Abdurrahman maju menantang siapa saja dari pihak tentara Islam. Maka bangkitlah Abu Bakar ash-Siddiq, ia maju ke depan melayani tantangan anaknya. Tapi sebelum keduanya bertarung, Rasulullah saw segera menahan Abu Bakar dan menghalanginya berkelahi dengan anaknya sendiri.