Selasa, 26 Juli 2011

Syahid Selepas Mengucapkan Syahadah

Suatu ketika tatkala Rasulullah saw. sedang bersiap di medan perang Uhud, tiba-tiba terjadi hal yang tidak terduga. Seorang lelaki yang bernama Amar bin Thabit telah datang menemui Baginda saw.. Dia rupanya ingin masuk Islam dan akan ikut perang bersama Rasulullah saw. Amar ini berasal dari Bani Asyahali. Sekalian kaumnya ketika itu sudah Islam setelah tokoh yang terkenal Saad bin Muaz memeluk Islam. Tetapi Amar ini enggan mengikut kaumnya yang ramai itu. Keangkuhan jahiliyyah menonjol dalam jiwanya, walaupun dia orang baik dalam pergaulan. Waktu kaumnya menyerunya kepada Islam, ia menjawab, "Kalau aku tahu kebenaran yang aku kemukakan itu sudah pasti aku tidak akan mengikutnya." Demikian angkuhnya Amar.

Kaum Muslimin di Madinah pun mengetahui bagaimana keanehan Amar di tengah-tengah kaumnya yang sudah memeluk Islam. Ia terasing sendirian, hatinya sudah tertutup untuk menerima cahaya Islam yang terang benderang. Kini dalam saat orang bersiap-siap akan maju ke medan perang, dia segera menemui Rasulullah saw., menyatakan dirinya akan masuk Islam malah akan ikut berperang bersama angkatan perang di bawah pimpinan Rasulullah saw.. Pedangnya yang tajam ikut dibawanya.

Rasulullah saw. menyambut kedatangan Amar dengan sangat gembira, tambah pula rela akan maju bersama Nabi Muhammad saw.. Tetapi orang ramai tidak mengetahui peristiwa aneh ini, karena masing-masing sibuk menyiapkan bekalan peperangan. Di kalangan kaumnya juga tidak ramai mengetahui keIslamannya. Bagaimana Amar maju sebagai mujahid di medan peperangan. Dalam perang Uhud yang hebat itu Amar memperlihatkan keberaniannya yang luar biasa. Malah berkali-kali pedang musuh mengenai dirinya, tidak dipedulikannya. Bahkan dia terus maju sampai saatnya dia jatuh pengsan.

"Untuk apa ikut ke mari ya Amar?" Demikian tanya orang yang hairan melihatnya, sebab sangka mereka dia masih musyrik. Mereka kira Amar ini masih belum Islam lalu mengikut sahaja pada orang ramai. Dalam keadaan antara hidup dan mati itu Amar lalu berkata, "Aku sudah beriman kepada Allah swt. dan Rasul-Nya, lalu aku siapkan pedangku dan maju ke medan perang. Allah swt. akan memberikan syahidah padaku dalam waktu yang tidak lama lagi." Amar meninggal. Rohnya mengadap ke hadrat Ilahi sebagai pahlawan syahid. Waktu hal ini diketahui Rasulullah saw., maka Baginda saw. pun bersabda,: "Amar itu akan berada dalam surga nantinya." Dan kaum Muslimin pun mengetahui akhir hayat Amar dengan penuh takjub, sebab di luar dugaan mereka. Bahkan Abu Hurairah ra. sahabat yang banyak mengetahui hadits Rasulullah saw. berkata kepada kaum Muslimin, "Coba kamu kemukakan kepadaku seorang yang masuk surga sedang dia tidak pernah bersyarat sekalipun juga terhadap Allah swt.."

"Jika kamu tidak tahu orangnya." Kata Abu Hurairah ra., lalu ia pun menyambung perkataannya, "Maka baiklah aku beritahukan, itulah dia Amar bin Thabit." Demikianlah kisah seorang yang ajaib, masuk surga demikian indahnya. Ia tidak pernah salat, puasa dan lain-lainnya seperti para sahabat yang lain, sebab dia belum memeluk Islam. Tiba-tiba melihat persiapan yang hebat itu, hatinya tergerak memeluk Islam sehingga ia menemui Rasulullah saw.. Ia menjadi Muslim, lalu maju ke medan perang, sebagai mujahid yang berani. Akhirnya tewas dia dengan mendapat syahadah, yaitu pengakuan sebagai orang yang syahid. Mati membela agama Allah swt. di medan perang. Maka surgalah tempat bagi orang yang memiliki julukan syahid. Rasulullah s.a.w. menjamin surga bagi orang seperti Amar ini.

Dikutip dari http://tanbihul_ghafilin.tripod.com/1001kisahteladan4.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar