Jumat, 22 November 2013

Museum Tsunami Aceh

museum, aceh, tsunami, sejarah aceh
Museum Tsunami Aceh
Museum Tsunami Aceh, saksi sejarah Aceh yang tak terlupakan. Museum yang berbentuk kapal laut ini memamerkan berbagai dokumen terkait tsunami yang melanda Aceh 26 Desember 2004 silam.


museum, aceh, tsunami, sejarah aceh
Jembatan penyeberangan, penghubung ruang bawah dengan lantai II

museum, aceh, tsunami, sejarah aceh
Museum Tsunami dari atas resto

museum, aceh, tsunami, sejarah aceh
Nama-nama korban tsunami yang dipasang di ruang gerobong.

museum, aceh, tsunami, sejarah aceh
Puncak gerobong bertuliskan lafaz Allah.

museum, aceh, tsunami, sejarah aceh
Miniatur kapal di Blang Pulo ketika tsunami melanda Aceh

museum, aceh, tsunami, sejarah aceh
Miniatur mesjid Lampuuk, Lhok Nga, Aceh Besar pascatsunami.

museum, aceh, tsunami, sejarah aceh
Miniatur mesjid Lampuuk

museum, aceh, tsunami, sejarah aceh
Pengunjung melihat miniatur kawasan pantai yang dilanda tsunami 2004.

Minggu, 10 November 2013

Tak harus EYD, tapi EYED



Menulis itu sebenarnya sangat mudah. Tidak perlu menunggu suatu kejadian yang menarik untuk ditulis. Semua bisa jadi tulisan, asalkan mau menulisnya.
 
Di era yang serba modern ini, menulis dan mempublikasikan sebuah tulisan sangatlah gampang. Banyak media yang bisa digunakan. Seperti jejaring sosial (Facebook, Twitter, dll) dan juga bisa melalui blog. 

Bagi penulis yang sudah mahir, mereka dapat mempublikasikan tulisannya melalui media massa terkenal, seperti surat kabar, majalah, dan portal berita maupun website tertentu. Namun, bagi kita yang penulis pemula jangan khawatir. Kita juga bisa mempublikasikan karya pribadi agar dibaca orang banyak. Mulai dari kenalan, teman dekat, maupun orang yang belum kita kenal. Hal tersebut dapat kita lakukan dengan memuat tulisan tersebut di blog.

Menurut Makmur Dimila, pemenang lomba blog Nasional yang diselenggarakan oleh Venom, di Radhida Cafe, Sabtu (9/11), blog merupakan diari pribadi dalam bentuk digital. Kalau dulu hanya di kertas, dan hanya dapat dibaca oleh penulisnya, namun diari sekarang dalam bentuk digital dan dapat dibaca oleh semua orang.

Kalau dilihat dari definisi, blog berasal dari Kata Web dan Log (WEBLOG) yang berarti catatan online (yang berada di web). Pengertian yang lebih lengkap, blog adalah situs web yang berisi tulisan, artikel atau informasi bermanfaat yang diupdate (diperbaharui) secara teratur dan dapat diakses secara online baik untuk umum maupun pribadi (http://cara-buat-blog-di.blogspot.com/2011/01/pengertian-blog.html).

Dalam pertemuan rutin komunitas SidomBlogger itu, Makmur Dimila mengatakan bahwa menulis di blog tidak harus selalu menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), namun kita bisa menulisnya dengan bahasa yang mudah dibaca (ease reading).
 
Makmur memberi konsep baru mengenai ease reading tersebut. Blogger Aceh ini memberi istilah dengan Ejaan Yang Enak Dibaca (EYED). Kemudian, ia juga memberi beberapa trik dan tips agar tulisan mudah dibaca. Pertama, kalimat harus terdiri dari subjek dan predikat (SP), kedua, hindari penggunaan kata “yang” terlalu banyak, ketiga, hindari kesalahan karakter, dan yang keempat, baca nyaring-nyaring tulisan tersebut setelah ditulis.

Nah, itu lah trik yang diberikan oleh Makmur Dimila, seorang Blogger Aceh. Semoga kita dapat memajukan Aceh dengan blog.[]

Sabtu, 26 Oktober 2013

Ada Besi Tua di UIN Ar-Raniry



Bus yang telah dijadikan besi tua (Dok. Me)

Sedikit terasa angker ketika menghampiri sebuat bus bantuan Jepang tersebut. Seakan ada kehidupan lain disana. 

Suasana sepi, tiga bus tua terparkir di belakang kampus biru. Sekitar 50 meter dari Fakultas Adab UIN Ar-Raniry. Tiga bus operasional kampus itu berada di area tumpukan besi tua yang siap ditimbang kilo. Saya berpikir kenapa tak sekarang saja ditimbang kilo, sebelum badan bus habis dimakan karat.

Tapi kalau sayang juga jika dihilangkan jejak dari pandangan kita. “Biarkan saja bus ini jadi besi tua disini, kan bisa jadi sejarah,” batin saya.  Siapa saja yang melihatnya, akan mengetahui bahwa UIN Ar-Raniry dulu punya bus operasional, salah satunya adalah bus bantuan Jepang.

Di sisi lain, di area kumpulan bus dan besi tua itu sangat cocok bila dijadikan lokasi syuting bagi mahasiswa yang membuat film horor. Apalagi di malam hari, pasti terlihat lebih angker...

Salah satu bus bekas UIN Ar-Raniry (Dok. Me)

Rabu, 23 Oktober 2013

Panorama di Puncak Geurute




Permandangan dari puncak Geurute (dok. Me)
Geurute, memang sejuk jika dipandang. Gunung yang terletak di perbatasan Aceh besar dengan Aceh Jaya ini menyimpan berjuta kisah dan peristiwa. Selain itu, gunung yang hampir seratus persen terdiri dari bebatuan ini memiliki kekayaan yang begitu besar.

Udara mulai terasa sejuk saat kami mulai mendaki pengunungan Geurute. Tebing batu yang tinggi puluhan meter menemani kami sepanjang jalan pengunungan tersebut. Pohon-pohon besar berjejer di sisi jalan. Jurang yang terjal ditambah tikungan yang berliku-liku membuat kami harus berhati-hati melaluinya. Suara kumbang kayu hutan memecahkan keheningan. Deru mesin kendaraan memecah sepinya hutan. Monyet-monyet duduk berjejeran di sepanjang pembatas jalan, menunggu makanan sisa dari pengendara. 

Catur, Hiburankah?

Bermain catur ketika listrik padam (Dok. Me)
Catur merupakan suatu permainan modern yang berkembang dan telah menjadi budaya bagi masyarakat kita. Di Indonesia, khususnya Aceh, permainan internasional ini dimainkan oleh semua lapisan masyarakat. Hampir semua warong kopi (warkop), menyediakan permainan tersebut.

Permainan yang konon bermula dari India ini, telah berhasil mempengaruhi pola pikir masyarakat Aceh. Banyak diantara masyarakat kita yang lalai dan sibuk memikirkan strategi penyerangan di atas papan catur. Yang lebih sayang lagi, mereka para "penggila" catur menghabiskan waktu berjam-jam untuk menyelesaikan misi diatas papan segi empat tersebut. Bahkan mereka lupa akan tugas yang semestinya mereka lakukan.

memang sayang jika dihitung-hitung, berapa banyak waktu yang terbuang percuma untuk menyelamatkan "sang raja" dari serangan musuh di warkop. Padahal jika ia beraktivitas, sudah berapa banyak pekerjaan yang terselesaikan. Namun, inilah permainan, yang mampu menglalaikan semua orang.

Tapi ada juga masyarakat kita bilang, bermain catur itu hanya sekedar menghilangkan stres, melepaskan jenuh, dan hanya untuk hiburan. Alasan demikian masih masuk akal, namun tidak harus menghabiskan waktu berjam-jam juga di meja catur kan?



Sabtu, 12 Oktober 2013

Idul Adha di Mata Anak Rantau



IDUL ADHA, SELAMAT HARI RAYA, WALLPAPER LEBARAN
“Hari ini kita nggak kuliah, kawan-kawan udah pulang kampung semua,” seorang kawan unitku mengirim pesan singkat untukku. Saya maklum saja, tiga hari lagi akan lebaran Idul adha, mereka semua berniat salat Ied bersama orang tuanya.
Memang saya sendiri merasakan, betapa sedihnya jika salat Ied di kampung orang. Tak ada tempat yang bisa kita kunjungi di hari yang spesial itu. Walaupun raut wajah kelihatan gembira, namun di hati tetap ada rasa rindu tuk mencium tangan ibu dan ayah.

Senin, 30 September 2013

Islam Sebagai Agama



A.   Islam Sebagai Agama
Dalam masyarakat Indonesia selain dari kata agama, dikenal pula kata Din dari bahasa Arab dan kata Religi dalam bahasa Eropa. Agama berasal dari kata Sanskit. Satu pendapat mengatakan bahwa kata itu tersusun dari dua kata, a=tidak dan gam=pergi. Jadi tidak pergi, tetap ditempat, diwarisi turuntemurun. Agama memang menpunyai sifat yang demikian. Ada lagi pendapat mengatakan bahwa agama berarti teks atau kitab suci. Dan agama-agama memang mempunyai kitab-kitab suci. Selanjutnya dikatakan lagi bahwa gam berarti tuntunan, memang agama mengandung ajaran-ajaran yang menjadi tuntunan hidup bagi penganutnya.[1]