Masjid Miftahul Jannah namanya. Berdiri megah dekat sungai di pusat Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar. Letaknya pun berseberangan dengan situs sejarah Benteng Iskandar Muda. Hanya dipisah oleh sungai Krueng Raya.
Sabtu (10/11/2018) sekitar pukul 10.30 WIB, cuaca begitu cerah. Terik mentari menyengat kulit. Lalu lalang boat nelayan pulang melaut memecah keheningan. Begitu juga para mugee ikan beramai-ramai mendekati Pusat Pendaratan Ikan (PPI) setempat untuk mendapat ikan segar dan dipasarkan ke seluruh pemukiman warga.
Saya bersama istri yang berangkat dari Banda Aceh, beristirahat sejenak di masjid kubah putih ini. Tujuan utama kami mengunjungi Makam Pahlawan Laksamana Malahayati, yang terletak di bukit Lamreh, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar. Kurang lebih 1 km lagi dari rumah mulia ini.
Sembari beristirahat, saya menelusuri ke dalam masjid. Desain jendela kaca di sekeliling dinding masjid memberi pencahayaan terang ke seluruh sudut ruangan. Bagian mihrab dihiasi dengan relief dengan sokongan dua tiang kecil. Paduan warna krem dengan kuning keemasan memberi kesan kemewahan masjid. Mimbar dengan desain kubah segi delapan berwarna coklat muda berdiri megah di sebelah kanan tempat imam.
Masjid berlantai marmer ini hanya disokong satu tiang penyangga di tengah-tengah ruangan. Desain plafon bergelombang dari plat beton dengan slof bertumpu pada tiang utama menambah daya tarik keindahan masjid. Besi pengaman juga terpasang di setiap pintu untuk mencegah hewan liar masuk ke dalam rumah suci ini.
Tugu tsunami di halaman Masjid Miftahul Jannah Krueng Raya |
Setelah beristirahat beberapa saat di Masjid bercorak kuning keemasan dengan paduan warna putih ini, kami pun melanjutkan perjalanan berziarah ke Makam Laksamana Malahayati, sang wanita penakluk lautan saat bertempur dengan penjajah Belanda.[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar