Makam Raja Sipacak dilihat dari jalan |
Menurut warga Drien Kipah, Raja Sipacak merupakan seorang ulama yang berasal dari Padang, Sumatra Barat. Pada masa penjajahan Belanda, Raja Sipacak Syahid di Drien Kipah. Kuburannya sudah ada sebelum warga bermukim di sana. Ia dikuburkan di sebuah bukit di antara beberapa pohon besar.
Pada mulanya, warga tidak mengetahui adanya makam di antara bukit tersebut. Namun warga bisa melihat suatu keajaiban di antara makam. “Ketika dibakar, lahan di area makan tidak dilalap api, walaupun daun dan kayu kering juga sama dengan area lain. Kemudian ketika hujan, tidak ada air yang jatuh ke atas makam. Walaupun di area sekitarnya basah, namun di area makam tetap kering.” Kata Ibrahim, warga Drien Kipah (21/5/2014).
Beberapa poperti di Makam |
“Setelah terjadi pertempuran yang sengit, Raja Sipacak melompat dari satu bukit ke bukit yang lain,” tambah Ibrahim sambil menunjukkan dua bukit tersebut yang jarak antara keduanya sekitar 50 meter.
“Karena serdadu Belanda yang mengepung sangat ramai, akhirnya Raja Syahid. Kemudian jasadnya dimakamkam di bukit tersebut,” tambahnya.
Bagi masyarakat Abdya dan sekitarnya, keberadaan makam Raja Sipacak dinilai sebagai makam keramat. Terlepas dari suatu legenda dengan kisah yang mengharukan, warga sering bernazar di makam tersebut. Menurut Ibrahim, menjelang pemilu banyak caleg bernazar di makam tersebut untuk meluruskan “misi” perjuangannya.
Keberadaan makam Raja Sipacak telah diabadikan warga dengan mengangkat namanya menjadi salah satu nama dusun dalam Desa Drien Kipah. Warga berharap semoga ada pihak yang peduli atas kelestarian dan perawatan makam, sehingga nilai sejarah takkan hilang ditelan zaman.[]
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus