Sabtu, 12 April 2014

Keindahan Gunong Crungcrang

Permandangan alam Aceh, tak kalah indahnya bila dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Banyak keindahan alam yang berpotensi dikembangkan untuk memajukan pariwisata di Aceh. Sebagai contoh, permandangan laut di kawasan Gunong Crungcrang, Lageun, Aceh Jaya. Tempat ini terlihat masih alami. Cuma ada beberapa pondok atau gerai tempat singgah yang berdiri sepanjang jalan lama daerah ini.

Sebelum pembangunan jalan besar Meulaboh-Banda Aceh, tempat singgah ini berada di pinggir jalan utama. Para pengendara sering singgah sekedar menghilangkan penat di gerai-gerai. Pohon cemara sebagai peneduh dari sinar matahari. Pengunjung biasanya duduk menghadap laut menikmati permandangan dua pulau kecil yang berada tak jauh dari daratan. Dari atas bukit, kita dapat menyaksikan pecahan ombak menghantam batu karang.

Pada tahun 2009, atau tepatnya sebelum jalan US-AID diresmikan, para pengunjung daerah ini lumanyan ramai. Pengendara dari arah Banda Aceh dan Meulaboh sering memilih tempat ini sebagai tempat istirahat. Selain itu, warga sekitar pun sering menghabiskan waktu di bukit ini sambil menunggu magrib tiba.

Namun pascaperesmian jalan US-AID, tempat yang tak kalahnya dengan puncak Geurute ini seakan ditinggalkan orang. Hanya beberapa warung atau gerai yang masih bertahan. Menurut pemilik warung, para pengendara sulit untuk singgah karena tidak lagi di tepi jalan raya. Untuk menuju kesana, pengunjung harus turun melewati jalan lama.

Jambo Peuniyoh dilihat dari lembah

Pada Selasa, (25/3/2014) saya dan Suparman sepakat untuk beristirahat di tempat ini. Kali ini merupakan kunjungan kali pertama kami pascaperesmian jalan baru. Kami sepakat duduk di salah satu jambo peuniyoh, yang didirikan di antara pohon cemara besar. Setelah minum seteguk kopi, kami bertanya pada empunya warung, “Bolehkan kami turun ke bawah lembah ini? Kami ingin mengambil beberapa foto dari atas karang.”

“Boleh, tapi jangan dekat-dekat dengan ombak.” Jawabnya.

Kemudian ia mengingatkan kami supaya jangan dekat-dekat dengan ombak. Takutnya batu karangnya licin. Kami pun menuruti saran pemilik warung. Berikut beberapa foto yang sempat saya abadikan.:)




Suparman lagi membidik dengan angle yang menarik menurutnya.. hehe
Setelah mengambil beberapa foto dengan angle yang berbeda, kami kembali ke jambo peuniyoh. Sambil menikmati sisa kopi, kami pun mulai berimajinatif untuk menempatkan pulau di tengan laut ke dalam piring. Ini lah hasilnya. Hehe



Permandangan dari atas, di antara warung-warung

5 komentar:

  1. Bagus pemandangannya ya.. salam kenal :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ia bagus... jika dikembangkan sungguh luar biasa.. hehe
      salam kenal kembali..:)

      Hapus
  2. Galak lon kalen foto glah kupi nyan, sep tari :D

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus