Senin, 14 November 2011

Jam Karet

jam karet
Ilustrasi
Pagi Minggu sekitar pukul setengah sembilan, Nurdin bergegas pergi menuju kampus. “Hari ini ada rapat mahasiswa, saya harus buru-buru,”  kata Nurdin kepada Bang Basyah. Ia juga memberi tahu bahwa ia mendapatkan sms dari panitia bahwa acaranya jam 8.30 wib. Karena takut telat, Nurdin hanya meneguk segelas air putih, lalu berangkat dengan menunggang sepeda motornya.

Ketika Nurdin tiba di kampus, ia tidak melihat seorang pun rekannya yang akan mengikuti rapat di halaman gedung. Nurdin memarkirkan sepeda motornya di bawah pohon Kupula. Kemudian langsung menuju aula – tempat dimana rapat digelar. “Pasti saya telat, sementara kawan-kawan saya telah duluan masuk kedalam ruangan. Pasti mereka sudah mulai rapatnya,” pikir Nurdin dalam hati.

Jumat, 12 Agustus 2011

Imam Abu Dawud

Abu Dawud Sulaiman bin Al-Asy'ats As-Sijistani, yang lebih dikenal dengan Imam Abu Dawud. Ia lahir tahun 202 H (817 M) di Basrah, Irak dan wafat tahun 276 H (888 M). Dalam kitab hadits, Abu Daud, Abi Daud, atau Abu Dawud dikenal sebagai salah seorang perawi hadits. Semasa hidupnya, Abu Dawud telah mengumpulkan sekitar 50.000 hadits. Puluhan ribu hadits ini kemudian diseleksi dan menulisnya kembali sehingga menjadi 4.800 shahih, di antaranya terkumpul pada kitab hadits, Sunan Abu Dawud.

Imam Bukhari

Imam Bukhari, bernama lengkap Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju'fi al-Bukhari. Imam Bukhari dilahirkan pada malam Jum'at tanggal 13 Syawwal 194 H/810 M di Bukhara, sebuah kota di Uzbekistan, bekas wilayah Uni Soviet.

Minggu, 31 Juli 2011

Petani dan Kerbau

[caption id="attachment_250" align="alignleft" width="200" caption="sumber Google"][/caption]

Setiap subuh hari,  seorang petani membawa seekor kerbaunya pergi ke ladang untuk membajak ladangnya. Ia mulai bekerja dari pagi hingga matahari terbenam di ufuk barat. Pada suatu sore, pak tani sedikit telat berhenti dari pekerjaannya. Karena lelah, ia pun rehat sejenak di bawah sebatang pohon besar.

Waktu magrib pun tiba, kumandang azan terdengar dari sebuah masjid yang dekat dengan ladang pak tani. Tentunya sang kerbau bingung mengenai suara itu. Ia pun  bertanya kepada pak tani, “Suara apa itu Tuan?”

“Itu suara azan,” jawab petani.

Karena masih bingung, kerbau kembali bertanya, “Azan itu apa tuan?”

Rabu, 27 Juli 2011

Abdurrahman Tidak Mau Menjual Agamanya Dengan Dunia

Abu Bakar ash-Siddiq R.A dikenal sebagai sahabat Rasulullah yang paling setia dan laki-laki pertama yang beriman kepada kerasulan Muhammad saw. Salah satu anaknya bernama Abdurrahman. Walaupun bapaknya telah menjadi pengikut setia dan pembela Rasulullah saw dari segala kejahatan orang-orang kafir, Abdurrahman justru menjadi salah seorang penentang keras ajaran Islam. Ia begitu kuat memegang agama nenek moyang yang mengajarkan penyembahan terhadap berhala. Bahkan dalam perang Badar, ia tampil dengan gigihnya dalam barisan kaum musyrikin, walaupun mereka menderita kekalahan yang amat menyakitkan.

Dari kekalahan itu, kaum kafir Quraisy mengerahkan segala kemampuan untuk balas dendam dalam perang berikutnya. Dan pecahlah perang Uhud. Kaum kafir membuktikan keberhasilan mereka, dan persiapan matang yang mereka lakukan tidaklah sia-sia. Abdurrahman berhasil dengan gemilang memimpin pasukan panah dan banyak pasukan Rasulullah yang mati syahid melalui pasukan panah itu.

Tapi sebelum kedua pasukan bertempur, terlebih dahulu dilakukan perang tanding, satu lawan satu. Dari pihak kafir, Abdurrahman maju menantang siapa saja dari pihak tentara Islam. Maka bangkitlah Abu Bakar ash-Siddiq, ia maju ke depan melayani tantangan anaknya. Tapi sebelum keduanya bertarung, Rasulullah saw segera menahan Abu Bakar dan menghalanginya berkelahi dengan anaknya sendiri.

Selasa, 26 Juli 2011

Syahid Selepas Mengucapkan Syahadah

Suatu ketika tatkala Rasulullah saw. sedang bersiap di medan perang Uhud, tiba-tiba terjadi hal yang tidak terduga. Seorang lelaki yang bernama Amar bin Thabit telah datang menemui Baginda saw.. Dia rupanya ingin masuk Islam dan akan ikut perang bersama Rasulullah saw. Amar ini berasal dari Bani Asyahali. Sekalian kaumnya ketika itu sudah Islam setelah tokoh yang terkenal Saad bin Muaz memeluk Islam. Tetapi Amar ini enggan mengikut kaumnya yang ramai itu. Keangkuhan jahiliyyah menonjol dalam jiwanya, walaupun dia orang baik dalam pergaulan. Waktu kaumnya menyerunya kepada Islam, ia menjawab, "Kalau aku tahu kebenaran yang aku kemukakan itu sudah pasti aku tidak akan mengikutnya." Demikian angkuhnya Amar.

Kaum Muslimin di Madinah pun mengetahui bagaimana keanehan Amar di tengah-tengah kaumnya yang sudah memeluk Islam. Ia terasing sendirian, hatinya sudah tertutup untuk menerima cahaya Islam yang terang benderang. Kini dalam saat orang bersiap-siap akan maju ke medan perang, dia segera menemui Rasulullah saw., menyatakan dirinya akan masuk Islam malah akan ikut berperang bersama angkatan perang di bawah pimpinan Rasulullah saw.. Pedangnya yang tajam ikut dibawanya.

Enam Kewajiban agar Bahagia Dunia Akhirat


Zaman semakin maju dengan teknologi  canggih. Banyak umat islam yang semakin berpecah-belah dan nafsi-nafsi.
Ada apa gerangan? Rupanya, ada satu hal yang hampir dilupakan oleh kebanyakan orang muslim. Banyak di antara kita sekarang ini lupa terhadap hak-hak kita kepada muslim lainnya. Kita telah mengabaikan pesan-pesan dari Rasulullah saw.

Rabu, 08 Juni 2011

Pinto Khop

Pinto khop, banda aceh
Pinto Khop dan Krung Daroy
Pinto Khop merupakan sebuah pintu penghubung antara istana dengan taman Putroe Phang. Bangunan ini berbentuk kubah yang letaknya tidak jauh dari Gunongan. Pinto Khop dibangun pada masa Sultan Iskandar Muda. Monumen yang terletak di Banda Aceh ini sekarang menjadi objek wisata sejarah di Banda Aceh.

Hilang Sandal

Foto search google

Suatu malam, Nurdin dan Bang Basyah pergi ke sebuah masjid kampung tetangganya untuk mendengarkan ceramah agama. Mereka datang sebelum waktu isya dan berniat untuk salat isya di masjid tersebut. Setelah selesai salat, Sang Teungku (ustaz) penceramah langsung dipersilahkan untuk menyampaikan ceramahnya kepada jamaah yang berhadir.

Ceramah kali ini bercerita tentang makna musibah bagi diri sendiri dan bagi orang lain dalam kehidupan manusia. Teungku menjelaskan bahwa sebuah musibah yang besar maupun kecil, datang dari Allah. Kita semua harus bersabar dan mengembalikannya hanya kepada Allah semata, yaitu dengan mengucapkan Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Raji’un. “Sebagai contoh, seseorang yang kehilangan sandal di masjid atau di tempat-tempat lainnya, itu juga termasuk musibah,” tambah sang Teungku.

Acara ceramah selesai, semua jamaah bangkit dari tempat duduknnya dan pulang kerumah masing-masing. Begitu juga dengan Nurdin dan Bang Basyah, mereka juga bangkit dan keluar dari masjid. Ketika mereka hendak meninggalkan masjid, mereka melihat sang Teungku nampak sedang mencari sesuatu di halaman masjid. Pandangan matanya tertuju ke semua sudut masjid dengan wajah yang nampak sedikit gelisah.

Nurdin jadi bingung dengan tingkah sang Teungku, ia pun bertanya, “Teungku sedang mencari apa, mungkin bisa kami bantu?”

“Sedang mencari sandal saya yang hilang, padahal itu sandal baru yang saya beli malam kemarin,” jawab Teungku.

Mendengar penjelasan sang Teungku, dengan spontan Nurdin dan Bang Basyah mengucapkan, “Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Raji’un.” Teungku pun tersadar dengan wajah tersipu malu, ia langsung pamit pulang kepada Nurdin dan Bang Basyah. Kemidian Teungku mampir di warung sebelah jalan untuk membeli sandal jepit.

Bang Basyah tersenyum dan berkata kepada Nurdin, “Janganlah kita mengira bahwa musibah itu hanya datang kapada orang-orang yang ingkar saja. Kepada orang paling shaleh sekalipun juga akan mengalami musibah dalam kehidupan yang dijalaninya di dunia ini.”

“Kejadian ini bisa jadi pelajaran buat kita Din, siapa tahu kita nanti jadi pemimpin. Maka kita harus sadar diri, jangan kita cuma melarang rakyat agar tidak mencuri, merampok, bermusuhan, tetapi kita sendiri melakukan korupsi, menipu rakyat, dendam terhadap lawan politik, dan lain sebagainya. Apabila hal ini telah terjadi, maka cepat-cepatlah sadar. Dan yang terpenting, janganlah pura-pura khilaf untuk menipu dan memakan uang rakyat.” Tambah Bang Basyah.[]

Cang Panah Harian Aceh (05/06/11)

Jumat, 03 Juni 2011

Kapal PLTD Apung


Kapal PLTD Apung I yang terletak di Kampung Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh. Kapal ini merupakan bukti kedahsyatan musibah Tsunami di Aceh Pada 26 Desember 2004 Lalu. Gelombang Tsunami membuat kapal PLTD Apung I merangsek ke daratan sejauh dua km dari Ulee Lheue.

Sekarang, kapal tersebut telah dijadikan objek wisata untuk mengenang musibah Tsunami di Aceh yang menelan 30.000 korban.

Lonceng Cakra Donya

Lonceng cakra donyaLonceng ini terletak di depan Rumoh Aceh dan persis di pinggir Krueng Daroy, Banda Aceh. Cakra Donya adalah lonceng yang berupa mahkota besi berbentuk stupa buatan Cina 1409 M dengan tinggi 125 cm dan lebar 75 cm. Cakra Donya diambil dari nama sebuah kapal Sultan Iskandar Muda (1607-1636), yang bertempur melawan Potugis di Malaka.


Sejak tahun 1915 M Lonceng Cakra Donya dipindahkan ke Museum Aceh dan ditempatkan dalam kubah tersebut.

Rumoh Aceh

rumah acehRumoh Aceh (Rumah Aceh) merupakan bangunan induk dari Mesium Nasional yang terletak di kota Banda Aceh. Seluruh sudut bangunan ini terbuat dari kayu dan merupakan rumah panggung. Rumah ini terdiri dari tiga bagian, yaitu seuramoë keuë (serambi depan), seuramoë teungoh (serambi tengah) dan seuramoë likôt (serambi belakang). Dan ditambah satu bagian lagi yaitu rumoh dapu (rumah dapur).

Kamis, 05 Mei 2011

Penggembala

Foto Google


Di sebuah pos jaga, Nurdin dan Bang Basyah duduk bersama sambil memperhatikan orang-orang yang lewat di jalan raya. Mereka menceritakan keadaan-keadaan baru yang terjadi sekarang ini. Di sela-sela pembicaraan, Nurdin bertanya kepada bang Basyah tentang orang yang tidak jujur. Sambil menikmati secangkir kopi, bang Basyah menjawab pertanyaan Nurdin. “Begini Din, ini ada sebuah kisah tentang orang yang tidak jujur dan asyik mempemainkan orang.” “Begini ceritanya,” bang Basyah mulai bercerita.

Di padang rumput yang luas, seorang anak penggembala asyik bermain-main dengan domba yang  sedang merumput. Setiap hari ia pergi ke tempat ini untuk menggembalakan sekawan dombanya. Suatu hari, anak penggembala itu merasa bosan, sehingga ia memutuskan untuk mempermainkan penduduk kampung. Kemudian ia berteriak, "Tolong, ada serigala!"

Penduduk kampung mendengar teriakan itu. Mereka bergegas keluar untuk menolong anak penggembala itu. Ketika mereka sampai di sana, mereka bertanya, "Mana serigalanya?"

Senin, 25 April 2011

Basyah dan Pohon Apel


Foto Google

Pada zaman dahulu ada sebatang pohon apel yang sangat besar. Seorang anak laki-laki bernama Basyah sangat senang bermain dengannya. Tiap hari Basyah datang ke pohon tersebut. Ia makan buah apel, naik ke atas pohon dan bahkan ia tertidur dalam keteduhannya. Basyah sangat mencintai pohon apel dan begitu juga sebaliknya, pohon itu sangat senang bermain dengannya. Hari terus berlalu, anak laki-laki itu telah menjadi besar. Ia telah jarang bermain dengan pohon apel itu.

Suatu hari, Basyah datang menemui pohon itu dengan wajah yang sedih. "Kemarilah, ayo bermain denganku," kata pohon apel kepadanya. "Aku bukan lagi anak-anak, aku tidak mau lagi bermain dengan pohon," jawab Basyah.
"Aku menginginkan mainan, dan aku perlu uang untuk membelinya," tambahnya.

"Tapi aku tak punya uang, kamu dapat memetik semua apel yang ada padaku dan menjual semuanya. Maka kamu akan mendapatkan uang." Kata pohon apel.

Dua Pesan Ayah


Di sebuah desa, hiduplah sebuah keluarga sederhana. Mereka tinggal berempat, yaitu: ayah, ibu, dan dua orang anak laki-laki. Anak yang sulung bernama Nurdin Sedangkan si bungsu bernama Ismail. Mereka selalu menerima apa adanya dan selalu rukun dalam kehidupan dengan tetangganya.

Suatu hari, ayahnya sakit parah. Menjelang ajalnya, beliau berpesan dua hal kepada Nurdin dan Ismail. Pertama : Jangan pernah menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadamu. Kedua : Jika pergi ke kedai untuk berniaga, janganlah sampai mukamu terkena sinar matahari. Dan ia pun memberi sedikit bekal sebagai modal usaha mereka nantinya.

Hari semakin berlalu, kedua anak laki-laki itu terus menjalankan profesinya sebagai pedagang. Tapi nasip mereka sangat jauh berbeda. Nurdin bertambah kaya. Sedangkan Ismail, ia bertambah miskin. Hartanya lama kelamaan semakin berkurang dan akhirnya ia bangkrut.

Minggu, 17 April 2011

Kutil (Kurang Teliti)

[caption id="attachment_101" align="alignleft" width="300" caption="google"]google[/caption]

Suatu hari, sebuah kejadian laka lantas terjadi di tikungan jalan pengunungan Geulanteu.  Sebuah minibus L300 yang berlaju kencang menabrak seorang anak yang sedang bermain di pinggiran jalan tersebut hingga tewas ditempat.

Kejadian ini sempat menghebohkan warga sekitar yang menyaksikan langsung kejadian ini. Orang-orang berkerumunan di tempat kejadian. Seorang wartawan yang kebutulan lewat di daerah itu berniat meliput kejadian yang luar biasa ini. Tapi ia susah menembus kerumunan warga. Ia mencari cara supaya dapat melihat langsung dan mengambil gambar anak yang tertabrak tersebut. Tanpa banyak bertanya ia langsung mengaku bahwa ia ayahnya korban.

Mendengar  hal tersebut, warga langsung memberi jalan untuknya. Tapi alangkah terkejut saat ia melihat bahwa korban hanya seekor anak monyet. Semua warga yang hadir menertawakan sang wartawan tersebut. “Rupanya ayah korban sudah datang ya..??!!”

Sang wartawan terdiam malu, karena ketidak telitiannya dalam menerima informasi, akhirnya jadi ayah monyet deh......

Jumat, 01 April 2011

Enam Kewajiban agar Bahagia Dunia Akhirat

ZAMAN semakin maju dengan teknologi  canggih. Banyak umat islam yang semakin berpecah-belah dan nafsi-nafsi.

Mengapa ya? Ada apa ya? Rupanya, ada satu hal yang hampir dilupakan oleh kebanyakan orang muslim. Banyak di antara kita sekarang ini lupa terhadap hak-hak kita kepada muslim lainnya. Kita telah mengabaikan pesan-pesan dari Rasulullah saw. Wahai saudaraku, bila kita ingin hidup bahagia dunia akhirat, dan pastinya hubungan kita tetap terjaga dengan baik dan tentram antara satu dengan lainnya, maka caranya sangat mudah. Kita cukup dengan mengingat kembali pesan-pesan dari Rasulullah Saw tentang hak-hak seorang muslim terhadap muslim lainnya, seperti berikut ini:

1. Berilah salam apabila berjumpa dengannya. Jangan lupa pula memberikan senyuman manismu padanya. Karena senyum itu sedekah lho, dan juga sedekah itu tidak mesti dengan harta benda.

2. Bila ia bersin dan mengucapkan “Alhamdulillah”, maka doakanlah ia dengan “Yarhamukallah”. Bila kita sering mendoakan orang lain, maka orang lain pasti akan mendoakan kita. Jadi, air susu dibalas air susu. Eh, doa dibalas doa.

3. Menjenguk ketika ia sakit. Kita tak mesti membawa beraneka buah, boneka, atau makanan-makanan kepadanya. Tapi yang penting, kita  berikan semangat kepadanya. Katakan bahwa ia pasti akan sembuh.

4. Memberi nasehat apabila ia meminta nasehatmu. Mungkin, dengan nasehat yang kita berikan akan cepat membantu menyelesaikan masalahnya.

5. Memberi pertolongan kepadanya. Berilah apa yang bisa kita berikan kepadanya. Ingat, sering menolong orang lain, pasti suatu saat orang lain yang menolong kita. Maka susu dibalas susu lagi. Hehe.

6. Bila ia meninggal dunia, maka antarlah jenazahnya sampai ke kuburan. Dengan demikian, kita akan sadar bahwa sebentar lagi kita akan menyusulnya.

Nah, inilah pesan-pesan dari Rasulullah Saw kepada kita, agar kita senantiasa tentram dan bahagia serta tetap terjaga hubungan baik dengan muslim lainnya. Mudahkan caranya? Maka bantu-bantu ya.. Mari dari sekarang kita mengaplikasikannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Semoga berhasil.

Dimuat di acehjurnal.com

Rabu, 23 Maret 2011

Berkenalan dengan Jurnalistik


KEMAJUAN teknologi selama 50 tahun terakhir telah membawa dampak perubahan yang luar biasa terhadap kegiatan jurnalistik di dunia. Koran yang terbit di Paris atau New York, hari ini juga edisi Asianya bisa dibaca di Jakarta seperti halnya kita membaca Kompas. Dua puluh tahun yang lalu, koran Jakarta baru bisa dibaca di Jawa Tengah atau Jawa Timur setelah pukul 12:00 tengah hari. Selain karena faktor teknologi, waktu itu juga ada pembatasan (regulasi) dari Departemen Penerangan. Namun sekarang secara serentak, Kompas dicetak di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Makassar, Banjarmasin, Palembang dan Medan. Hingga koran Jakarta itu bisa dibaca di Lubuk Pakam, Plei Hari atau Maros bersamaan dengan saat orang Menteng membacanya.


Itu semua terjadi karena adanya teknologi komunikasi jarak jauh melalui satelit. Hingga pengiriman halaman dengan huruf dan gambar siap cetak itu bisa dilakukan dalam hitungan detik dari satu tempat ke tempat lainnya.

Jurnalis Indonesia umumnya tidak memiliki latar belakang pendidikan jurnalistik di perguruan tinggi sebab daya tampung jurusan publistik dari Fakultas Komunikasi di perguruan tinggi maupun swasta kita, terlalu kecil dibandingkan dengan kebutuhan tenaga jurnalis di lingkungan media massa saat ini. Sehingga, saat perekrutan calon jurnalis baru, media massa indonesia hanya mensyaratkan lulusan perguruan tinggi, dengan IP tertentu, usia tertentu, dan lain-lain. Perusahaan pers sangat toleran mengenai fakultas atau jurusannya. Tak heran jika sarjana pertanian atau sarjana tekhnik akhirnya berkecimpung di dunia kewartawanan.

Pada bagian pertama buku ini dijelaskan secara singkat perkembangan jurnalistik. Dan juga gambaran tentang dunia jurnalistik itu sendiri. Juga mengenai media massa. Ada berapa macamkah media massa saat ini? Apa media massa yang paling berpengaruh saat ini? Dan mungkinkah jenis media massa lebih kuat akan menggantikan media massa lainnya? Kemudian juga menjelaskan apakah yang dimaksud sebagai wartawan, redaktur, dan penulis lepas? Bagaimanakah caranya agar seorang bisa menjadi wartawan/penulis lepas? Semua jawabannya ada di buku F. Rahardi ini.

Di pertengahan buku ini, penulis memfokuskan pembaca untuk mengenal bentuk tulisan artikel, feature dan esai. Karena umumnya masyarakat luas menganggap semua tulisan di media cetak (koran, majalah, tabloid, buletin, jurnal, dan news letter) sebagai artikel. Sehingga penulis lebih mengarahkan pembaca kepada perbedaan antara artikel, feature dan esai. Juga mengenai cara-cara penulisan ketiganya.

Dalam menulis, haruslah di dalamnya memiliki daya tarik agar tulisan tersebut dibaca orang. Kalau tulisan dalam sebuah media cetak tidak dibaca orang, oplah media cetak tersebut akan kecil dan iklannya juga tidak ada. Akibatnya, kehidupan media tersebut menjadi tidak sehat.

Daya tarik sebuah tulisan berasal dari daya tarik materi (bahan) tulisan tersebut. Bahan tulisan akan menarik apabila menyangkut hal-hal yang: baru, aneh, luar biasa, kontroversial, populer, menyangkut hajat hidup orang banyak, kedekatan, dan lain-lain.

Pada bagian akhir, buku ini membahas tentang pengenalan fotografi. Apa itu foto jurnalistik. Apa-apa saja perangkat fotografi serta sejarah ringkas mengenai perekam dan penyimpanan data digital. Juga membahas teknik memotret. Kemudian buku ini juga memperkenalkan media cetak, rubrikasi yang ada pada suatu media cetak, dan cara mengirim sebuah tulisan ke media cetak.

Mungkin buku ini terlalu ringkas dalam membahas sebuah permasalahan. Misalnya dalam memperkenalkan bentuk tulisan artikel, feature, dan esai, penulis tidak menjelaskan teknik penulisannya secara detil, sehingga bagi pemula masih sulit untuk mempraktikkan penulisannya. Penulis juga tidak menyinggung tentang teknik-teknik meresensi sebuah buku yang bisa dijadikan contoh bagi pemula. Selebihnya buku ini sangat bagus dan cocok untuk jurnalis/penulis muda. Selain bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, penulis juga membuat pertanyaan-pertanyaan pada bagian-bagian sub judul yang ingin dibahas, sehingga pembaca lebih mudah memahaminya. Buku ini dapat dijadikan panduan dasar, karena isinya mencakup semua pembahasan yang berkenaan dengan jurnalistik. Dan juga disertai dengan aneka contoh tulisan.[]

Judul buku: Panduan Lengkap Menulis Artikel, Feature, dan Esai

Penulis: F. Rahardi

Tebal: 154 halaman

Penerbit: PT. Kawan Pustaka

Tahun terbit: 2006

Oleh Hidayatullah; mahasiswa prodi Jurnalistik Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry

Dimuat di ACEHJURNAL.com rubrik resensi

Minggu, 20 Maret 2011

Benteng

Alkisah, di sebuah desa, hiduplah seorang pemuda yang alim. Ia lebih dikenal dengan nama Barshisha. Sudah dua ratus tahun ia hidup, namun ia tidak pernah berbuat maksiat walaupun sekejap. Dengan ibadah dan kealimannya, sembilan ribu muridnya bisa berjalan di atas bumi melalui udara. Sampai-sampai para malaikat kagum terhadap hamba yang satu ini.

Suatu hari iblis datang ke biara Bashisha dengan menyamar sebagai seorang yang alim, dengan mengenakan kain zuhudnya berupa kain tenun.

"Siapa engkau ini, dan apa maumu?" Tanya Barshisha.

"Aku adalah hamba Allah yang datang untuk menolongmu, dalam rangka beribadah kepada Allah," jawab Iblis.

Dengan hati yang tegar Barshisha berkata, "Barangsiapa yang ingin beribadah kepada Allah maka cukuplah Allah sendiri yang menolongnya dan bukan engkau."

Kamis, 17 Maret 2011

Korek Api

Fotobucket.com
Pagi Minggu, Apa Banta disuruh ibunya pergi ke sawah. Ia ditugaskan untuk melihat burung-burung agar tidak mendarat dan makan padinya. Apa Banta menuruti perintah ibunya, ia pergi ke rangkangnya dengan membawa seplastik pisang goreng. Sambil menjaga padi ia menikmati pisang gorengnya.

Dari jauh dilihatnya sosok seseorang yang datang ke rangkangnya. Ia tidak lain adalah kakeknya yang akan menemani Apa Banta di sawah. Ia terus mendekat dan kemudian singgah di rangkangnya. Apa Banta memberi pisang goreng untuk kakeknya. “Sambil paroh tulo, kakek akan menceritakan kepadamu tentang seorang pemimpin yang adil dalam mempergunakan harta rakyatnya. Apakah engkau akan mendengarnya?” Tanya kakek kepada Apa Banta.

“O… boleh, boleh, boleh. Saya sangat senang mendengarnya Kek,” jawab Banta,  cucunya. Kakek pun mulai bercerita dan Apa Banta menyimak dengan baik cerita kakeknya.

Garis Lurus



pensil, garis lurus
Pada suatu pagi di sebuah kedai kopi, Udin duduk sendirian sambil meneguk segelas kopi dan menikmati sepotong kue. Ia mendengar orang-orang di sampingnya asyik membicarakan masalah pilkada yang akan berlangsung bulan depan. Mereka mempertanyakan, siapakah yang pantas jadi pemimpin? Seorang di antara mereka mengatakan bahwa pemimpin itu harus jujur dan adil. Udin yang baru tahun ini memiliki hak pilih, ia masih bingung dalam menentukan pilihannya. Ia masih bertanya-tanya, seperti apakah pemimpin yang jujur dan adil itu?

Pada suatu malam di dayah pengajian, Udin bertanya kepada Teungku Lot. "Teungku, pemimpin yang jujur dan adil itu seperti apa? Saya masih bingung menentukannya, karena sekarang semuanya mengaku adil, tapi kenyataannya 'han sapeu pih', mereka semua lebih memilih jabatan belaka, sementara rakyatnya ditelantarkan."

Wartawati ini Tiba-tiba Masuk Islam

“Barangsiapa ingin melihat fajar, harus bersedia menjalani malam”. Begitulah sebuah kata mutiara dari Kahlil Gibran yang ditulis di lembar pertama buku ini.

Perjalanan hidup seseorang dengan orang lainnya tentulah berbeda-beda. Semuanya tergantung dari sudut mana kita memandangnya. Namun, apabila kita mau sedikit berendah hati, tentu banyak hal yang dapat kita ambil hikmahnya dari pengalaman hidup seseorang, seperti kisah kenyataan hidup Yvonne Ridley, seorang wartawati feminis asal Inggris.

Mulanya buku ini menceritakan latar belakang seorang Yvonne Ridley, Daoud Zaarourra, yaitu sang kekasihnya dan Daisy, sang buah hati Yvonne. Lalu ke tragedi peledakan menara kembar World Trade Center (WTC) pada 11 September 2001 di Washington DC. Sejak itu wajah dunia tak akan pernah sama lagi. Peruncingan hubungan antara Barat dan islam menjadi makin tajam. Yvonne lalu mencoba menghubungi atasannya, yakni editor berita Jim Murray dan editor Martin Townsend. Tak lama Jim Murray masuk ke ruangan wartawan tempat Yvonne dan teman-temannya berkumpul menyaksikan tayangan televisi, diikuti oleh Martin Townsend. Mereka membicarakan peristiwa menggemparkan itu dan membuat penugasan.

Usaha

Di sebuah daerah di sudut kota, ada seorang pemuda pincang yang tinggal di kolong jembatan. Setiap pagi, pemuda ini pergi mencari isi perut. Ia mengemis pada orang-orang di sekitarnya. Walaupun ada yang memberi dan ada juga yang menolaknya, namun ia tetap berusaha demi nafkah hidupnya.

Suatu hari, seperti biasa pemuda ini menjalankan profesinya sebagai pengemis. Tapi hingga siang hari, tak ada sekeping koin pun yang ia dapatkan. Pemuda ini tidak putus asa, ia terus berusaha. Lalu, si pemuda pergi ke sebuah rumah orang kaya yang dermawan. Kemudian ia meminta-minta di rumah itu.

Sang dermawan selaku pemilik rumah ini mengatakan padanya, "Saya akan memberikan sesuatu untukmu wahai pemuda. Tapi sebelumnya engkau harus memindahkan dulu batu-batu  yang di belakang rumah, dan bawa ke depan!"

Salah Cara

Alkisah, sekitar seribu dua ratus tahun yang lalu, ada dua tetangga hidup rukun dan damai di dalam perkampungan yang besar. Satu Islam dan satunya lagi Kristen. Mereka sering bersua, bantu membantu, dan saling bertukar pendapat. Dalam setiap kesempatan, si Muslim senantiasa mengunggulkan agamanya. Ia mengajak tetangganya untuk memeluk islam.  Usahanya berhasil.

Suatu hari, saat malam semakin larut dan fajar merambati ufuk, si Muallaf mendengar suara gedoran pintu. Tergeragap, dan dia bertanya, "Siapa disana?"

Dari balik pintu terdengar suara, "Saya fulan bin fulan, tetanggamu."

"Apa yang kamu inginkan saat malam larut ini?"

"Cepat kenakan pakaianmu dan ambil wudhu', kita harus ke masjid bersama-sama."

Si Muallaf mengambil wudhu' dan mereka pergi ke masjid bersama-sama. Di masjid, ia mengikuti semua yang disarankan oleh rekannya yang muslim ini. Ia shalat sunat menjelang subuh, berniat puasa sunat sebelum azan berkumandang dan membaca wirid setelah shalat subuh.

Semula Gudang, Kemudian Masjid Keramat


Mentari membakar kulit. Panas. Aspal hitam menyemburkan fatamorgana sehingga membuat pengguna jalan sulit memandang ke depan. Meski demikian tak menyurutkan semangat kami untuk mengunjungi masjid Jamik Syaikhuna di gampong Ujong Pasi, kecamatan Kuala, Nagan Raya yang konon katanya keramat.

Jumat, 21 Januari 2011

Lapar


PADA  pagi yang cerah, seekor rubah (binatang sejenis anjing yang biasanya main di air) keluar dari tempat kediamannya untuk mencari makanan. Ia berjalan mengelilingi sepanjang jalan di desa. Lalu ia melihat sebuah kebun anggur yang lebat buahnya. Ia berniat masuk ke dalam kebun itu. Tapi bagaimana caranya, sebab kebun itu dikelilingi dengan pagar tembok. Si Rubah berusaha memanjatnya, tapi hasilnya sia-sia, karena tembok ini terlalu tinggi.

Lalu si Rubah berjalan mengelilingi tembok itu, sehingga pada salah satu bagian pagar ia menemukan sebuah lubang. "Nah, inilah jalan masuknya," pikir si Rubah. Ia mencoba masuk melalui lubang itu, tetapi ia tidak langsung dapat masuk, karena badannya terlalu gemuk.

Kamis, 20 Januari 2011

Petunjuk dari Kairo

Alkisah, ada seorang petani miskin tinggal di sebuah desa yang jauh dari kota. Dia tinggal di sebuah gubuk reyot di belakang masjid. Setiap hari ia bekerja banting tulang demi memenuhi nafkah hidupnya. Pada suatu malam ia bermimpi, bahwa ia akan kaya bila pergi ke Kairo, Mesir. Di sana ia akan mendapatkan harta karun yang banyak sehingga menjadi kaya raya. Saat terbangun di paginya, ia terus berfikir akan kebenaran mimpinya. Ia mempertimbangkan dan akhirnya memutuskan untuk pergi ke kota Kairo.

Keesokan harinya, ia melakukan perjalanan menuju Kairo. Berhari-hari ia harus berjalan kaki, bahkan sekali-kali ia meminta tumpangan pada bus-bus yang lewat. Sampai ke pelabuhan, ia menumpangi sebuah kapal yang hendak berlayar ke Kairo. Tak jarang ia bertanya kepada orang-orang yang dijumpainya, dimana kota Kairo yang ada di mimpinya itu.

Setelah beberapa hari dalam perjalanan, akhirnya sampai juga di kota tujuannya. Karena sudah malam, laki-laki ini sempat linglung, tidak tahu hendak pergi kemana. Akhirnya ia pergi ke sebuah masjid, dia shalat dua rakaat dan beristirahat di dalamnya.